Bastian mendongak dengan wajah yang antusias. Lalu dia menarik kedua tangan Stella dan menggenggamnya lembut. Sembari menatap mata Stella yang jernih, Bastian berkata, "Stella, mau tidak kamu jadi pacarku?"
Sekarang anak lelaki itu gugup, menganggap beberapa kemungkinan yang ada adalah ancaman terbesarnya. Bagaimana jika nanti Stella menolaknya? Bagaimana jika dia salah mengartikan semua ini dan Stella sebenarnya tidak mau mereka pacaran? Segala kemungkinan itu ada, dan Bastian tidak akan bisa tau satu yang paling benar. Jadi yang bisa dia lakukan hanyalah memprediksi semua kemungkinan yang ada.
Stella kini tersenyum simpul setelah mendengar Bastian menyatakan perasaan sekali lagi pada Stella. Rencana gadis itu telah berjalan lancar untuk menyatukan hati mereka tanpa menjatuhkan harga diri.
Jika semuanya berjalan lancar, maka mereka akan pacaran mulai hari itu.