Sembari mengguyur tubuhnya sendiri dengan air, Stella berpikir, "Kalau HP milikku belum dikembalikan Ayah, bagaimana aku akan membully ketua kelas?"
Dia sudah membuat daftar siapa yang ingin dia bully setelah dia benar-benar bisa menghancurkan ketua kelas. Terutama ketika dirinya tau gadis mana saja yang centil pada Bisma dan Bastian.
Kakak kelasnya, Luna, sudah dibuat masuk rumah sakit, dan Stella tidak akan berhenti sebelum semua gadis berhenti menyukai dan caper pada Bastian.
"Pokoknya aku tidak akan membiarkan mereka semua!" Stella mengepalkan tangannya sendiri.
Stella kemudian menambah sedikit lebih banyak kekuatan shower, dan itu seperti meluruhkan rasa pusingnya.
Ketukan di pintu kamar mandi mengagetkannya. "Kakak?" Sebuah suara familiar memanggil.
Stella mengecilkan kekuatan shower. "Iya, Na?"
"Agak cepat sedikit, Kak. Nanti kita harus berangkat satu mobil. Nana ada jadwal piket."