"Ca!" bisik Bu Rani dengan sedih, merasa bersalah karena tidak bisa menjadi ibu yang baik. "Maafkan Ibu ya?" ujarnya lagi sembari mengusap kepala Stella yang pura-pura tidur.
Di tengah itu tiba-tiba saja Bu Rani dikagetkan dengan sebuah suara.
"Ya Tuhan." Kata suara yang datang dari pintu. Bu Rani yang tadi masih mengusap kepala Stella kini menoleh pada arah sumber suara.
Bi Nem yang datang, yang terlihat berada di luar pintu. Sekarang pelayan itu mendekat.
Bu Rani tidak ingin melihat ini tetapi dia tidak bisa menghentikannya. Dia ingin Bi Nem di luar saja agar Bu Rani bisa segera membujuk Nana untuk tidur di kamarnya sendiri.
"Nyonya masih di sini? Ayo saya bantu saja untuk mengangkat Non Nana. Pasti sangat sulit ya menjadi ibu dari dua orang putri yang sudah mulai beranjak dewasa?"
"Aku tahu benar soal itu, Bi. Aku benar-benar menyesal karena aku tidak bisa menahan rasa lelah ini. Aku tidak bermaksud buruk," kata Bu Rani.