"Kalau Kakak bersama Bastian, maka Kakak tidak akan pernah merasa terpojok sedikit pun," kata Stella pada Nana, sekaligus mengingat kebaikan Bastian padanya.
Dia tidak bisa memikirkan bagaimana dia bisa membayar Bastia untuk itu, semua kebaikan anak lelaki itu.
Nana hanya tersenyum, dan menepuk tangannya beberapa kali. "Senang punya teman seperti itu. Iya kan, Kak? Eh, gebetan?" Gadis itu terkekeh.
Stella mengangguk. "Ya itu benar, Na." Dia berpikir tentang apa yang terjadi sekarang.
Mereka berada di rumah, tepatnya di kamar Stella, berbicara ringan mengenai masalah percintaan Stella. Seharusnya ini tidak berkesan banyak. Tapi meski begitu, rasanya...berbeda dari biasanya.
Mungkin karena Stella baru kali ini membicarakan mengenai gebetannya dengan seseorang. Dan orang itu ternyata adalah Nana.
Ada begitu banyak orang di sekeliling Stella selama ini, menanyakan mengenai kehidupan pribadi Stella. Akan tetapi mereka seperti tidak benar-benar membekas di hati Stella.