Stella mencoba untuk tertidur di ruang tamu, dengan selimut yang telah diberikan oleh adiknya, Nana. Meskipun udara menjadi lebih hangat, akan tetapi dia tidak benar-benar bisa tertidur apalagi saat ini dia berada di bawah hukuman ayahnya.
Jika dia baru saja tertidur, maka sebentar lagi dia akan segera terbangun dan menemukan dirinya kembali tidur di ruang tamu, padahal dia berharap dia bangun di kamar tidurnya dan mendapati semua ini ternyata adalah mimpi.
"Karena jika ini semua adalah mimpi, maka aku akan lebih senang menghadapi hari esok." Begitu Stella selalu bicara malam itu.
Karena jika sampai dia bangun dan ternyata itu bukan mimpi, maka rasanya seperti berjalan di atas bara api, di neraka. Dia tidak akan pernah mau melewati neraka ini lagi setelah semua yang telah dirinya lalui selama ini, menjadi anak yang baik tapi tidak pernah dihargai.