Saat Bisma terlalu ketakutan, dia akan memejamkan matanya dengan erat. Dia yakin kalau ada seseorang yang akan menolongnya.
Tapi tidak ada yang melakukannya, setidaknya seseorang asli yang ada di sekitarnya. Dia benar-benar sendirian seolah dia hanya sedang dia duduk di lantai ruangan yang dingin.
Dia bisa mendengar bunyi lembut degup jantung lambatnya dan melihat napasnya berkabut di depannya saat dia menggigil ketakutan.
Rasa dingin menjalar di punggungnya dan Bisma merinding di sekujur tubuhnya, dia tidak menyadari betapa dia merindukan seseorang yang tidak bisa dia jelaskan sampai sekarang, entah orang tuanya atau mungkin orang lain. Dia berharap orang tuanya sedikit lebih lembut padanya, akan tetapi itu tidak akan terjadi.
Sampai dia teringat akan seorang gadis. Gadis itu selalu merawat Bisma ketika dia terluka atau takut. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi.