Saat Stella tau kalau ayahnya pasti sedang memantaunya di salah satu tempat dengan bantuan CCTV, jadi gadis itu terdiam saja, menunduk seperti seorang tawanan. Tapi karena merasa pegal dia sempat mendongakkan kepala. Saat itulah dia melihat Bu Rani yang berdiri di tepi tangga. Tapi dia tidak melakukan apa pun untuk membantu Stella.
Bu Rani terlihat memberikan ekspresi yang sedih, yang hancur, dan tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.
Yeah, memang itulah yang terjadi sebenarnya.
Bu Rani kini bahkan merasa tercekat. Wanita itu seperti ingin menghancurkan hidupnya sendiri. Bagaimana mungkin dia bisa melihat Stella diperlakukan seperti ini sementara dirinya tidak bisa berbuat apa pun?
"Stella," bisik Bu Rani menyesal, mengepalkan tangan di area itu, memandang ke lantai bawah. Tak jauh darinya berdiri ada kamarnya, sekaligus kamar Pak Beni tempat dimana lelaki itu tadinya masuk. Bu Rani sempat melirik pada ruangan itu, ruangan yang kini pintunya ditutup dengan rapt.