"Ca? Buka pintunya, Nak!" Bu Rani mencoba untuk membujuk Stella yang saat ini sudah mengunci pintunya rapat-rapat. Wanita itu menggedor pintu kamar putrinya, berharap bisa mendapatkan jawaban. Ini caranya untuk menebus rasa bersalah miliknya. Dia harus menjelaskannya pada Stella, dia harus…
Tapi akhirnya dia menyerah karena putrinya itu tidak memberikan jawaban sama sekali, bahkan sekedar suara terkecil dari dalam kamar. Sepertinya memang tidak ada harapan.
Sesaat sebelum Bu Rani benar-benar pergi, dia sempat berkata pada Stella dari balik pintu. "Kalau butuh apa-apa, kamu bisa panggil Ibu." Akan tetapi tidak muncul jawaban seperti sebelumnya.
Terdengar suara langkah Bu Rani yang menjauh, disusul dengan Stella yang berbaring di atas ranjangnya, mengamati langit-langit kamar.