Bab 86
"Hmm, selamat pagi," jawab Mas, eh, Pak Rangga kemudian berlalu dari hadapan kami.
Mbak Memey dan Mbak Jihan terduduk sambil menarik napas lega.
"Huft, gak biasanya dia berhenti lama di depan meja kita," kata Mbak Jihan heran.
"Heem, aku juga sudah takut tadi. Tumben banget dia berdiri lama di situ," tukas Mbak Memey juga.
Aku yang tak mengerti apa yang mereka bicarakan hanya menggeleng heran saja lalu melanjutkan pekerjaanku tadi. Namun, tak lama, Ujang OB yang dibicarakan oleh kedua rekanku tadi muncul di depan kami.
"Eh, Ujang. Mau cari Mbak Jihan, ya?" tanya Mbak Memey sebelum Ujang sempat bicara.
"Ish, apaan, sih!" seru Mbak Jihan kesal.
Sementara Ujang yang digoda jadi malu dan salah tingkah. Mbak Memey semakin getol menggodanya.
"Cieee, Ujang malu, tuh," ledekbak Memey lagi.
"Ah, Mbak Memey bisa saja. Oh, iya, saya sampai lupa. Mbak Memey, sih, menggoda terus," kata Ujang sambil melihatku kemudian berkata lagi.