Bab 327
Semenjak kejadian malam itu, aku semakin dekat dengan om David. Dia terus menghubungiku setiap malam, berbagai macam hal kami bicarakan. Namun, dia berpesan agar aku tak bicara pada Sania kalau kami sering mengobrol di ponsel.
"Ra, om minta kamu jangan cerita sama Sania kalau kita sering bicara di telepon, ya!" pintanya.
Rupanya dia takut kalau aku akan memberitahu pada Sania. Tentu saja hal itu tidak akan aku lakukan.
"Siap, om. Santai saja."
Lalu obrolan pun berlanjut dan terus berlanjut seolah tak mau berhenti. Ada saja topik menarik yang bisa kami jadikan bahan obrolan.
Mulanya om David bertanya tentang kuliahku, teman-teman di kampus serta keseharian ku di rumah. Sampai akhirnya, dia curhat tentang istrinya. Menurutnya, istrinya itu kaku dan tak romantis. Om David menjulukinya kanebo kering, aku sampai tertawa mendengarnya.
"Kanebo kering, Om?" tanyaku tak percaya.
"Iya, kamu tahu kan apa itu Kanebo kering?" tanya Om David balik.