Aku terdiam melamun, kehidupan benar-benar tidak adil. Sekarang aku tersiksa karena ulah bosku sendiri.
'Baron sialan! Gue gak bakal pernah maafin dia, awas aja gue bakal usahain kabur dari sini.' Dalam hati aku mengutuk Baron.
Ketika tengah asyik mengutuk Baron, tiba-tiba terdengar dengan jelas suara pintu yang dibuka. Menampilkan seseorang yang kubenci di dunia ini.
"Well, gue kira lo bakal ngurung di kamar sendirian gitu." Baron menatapku dengan kekehan menggelikannya.
Kupalingkan wajah ke arah lain, enggan menatap wajahnya yang membuatku kesal setengah mati.
"Bukan urusan lo, mau gue di dapur kek di kamar atau ruang tamu sekali pun itu hak gue, gak ada hak lo ngatur gue harus di mana," balasku dengan ketus.
Bukannya kesal atau bagaimana, Baron langsung tertawa mendengarku membalasnya dengan nada ketus.
"Cha, lagi gini pun lo masih bersikap sok, gak takut ama gue?" tanya Baron berjalan mendekatiku.