Alvien melayang dalam kegelapan, tanpa pijakan dan benda lain. Yang dilihatnya hanyalah kegelapan dan cahaya yang bergerak lurus.
"Perjalanan waktu itu ternyata mustahil ya." Pasrah Alvien dengan semua hal yang akan terjadi padanya.
Ilmuwan muda itu telah sepenuhnya tak memiliki harapan, bahkan untuk bertahan sekalipun. Sadar bahwa tak ada cara untuk keluar dari ICYTP hitam yang menelannya.
Alvien menutup matanya tapi ia merasa badannya bergerak lebih cepat dari sebelumnya yang membuatnya kembali membuka matanya.
Kini badannya juga bergerak lurus mengikuti arus cahaya, Alvien berusaha menggerakkan badannya untuk melawan arus, namun hal itu sia-sia. Alvien tak bisa melawan arus yang begitu kuat gravitasinya.
Semakin Alvien bergerak lebih jauh, cahaya menerangi dirinya hingga membuat mata Alvien terpejam. Tanpa sadar dirinya sudah berpijak di jalanan, Alvien membuka matanya dan melihat kakinya menyentuh aspal jalanan yang ditumbuhi akar pohon.
Alvien langsung melihat ke sekeliling dan memeriksa flashdisk yang ia bawa, untungnya benda itu masih ada di tempatnya.
"Aku berhasil? Aku benar-benar berhasil?" Alvien berujar tak percaya dengan apa yang baru saja dilalui nya.
Alvien masih melihat ke sekeliling hingga matanya menatap pada sesuatu dengan tajam, memastikan apa yang dilihatnya benar-benar nyata.
"Pusat Antariksa Novanius?" gumamnya tak percaya dan segera mendatangi tempat tersebut dengan buru-buru.
Terlihat didalam Pusat Antariksa Novanius banyak orang yang matanya dipenuhi dengan sesuatu yang 'hitam', Alvien memeriksanya sebentar dan menyadari benda hitam tersebut sama dengan ICYTP namun berbeda dengan sebelumnya.
Tahu bahwa ICYTP hitam telah menyerang orang-orang, Alvien langsung saja pergi menuju ruangan Flora. Wajah paniknya terlihat bahkan sebelum ia mencapai ruangan Flora. Semakin banyak orang dengan mata hitam ICYTP.
Langkah Alvien semakin cepat, dari berjalan hingga berlari. Akhirnya ia sampai di tempat dimana Flora berada. Terlihat tak hanya Flora, namun Samuel dan juga Dean, bahkan Professor Liam juga ada.
Tanpa pikir panjang, Alvien melangkahkan kakinya menuju Flora.
"V-vin?" rintih Flora yang sekarat, matanya mulai menghitam dan tubuhnya lemas terbaring.
Alvien tak percaya dengan apa yang dilihatnya, hatinya hancur dan matanya berkaca-kaca ketika melihat orang yang dicintainya tak akan bertahan lama.
"Kumohon, ber-bertahanlah, Flora." Perkataan Alvien terbata-bata sembari menahan air mata yang hendak jatuh.
Flora semakin lemas dan nafasnya semakin pendek.
"K-kau berhasil. Maafkan aku, Vin. Mari berjumpa di kehidupan selanjutnya, ya?" Flora memegang pipi Alvien dan tak lama setelah itu, Flora menghembuskan nafas terakhirnya.
Alvien berteriak histeris, tak menyangka semua ini akan terjadi. ICYTP yang awalnya menolong umat manusia, kini justru ingin memusnahkan manusia.
Teriakan Alvien membuat Dean dan Samuel kembali membuka matanya, mereka masih bisa bertahan, walau tak lama lagi mereka berdua bernasib sama seperti Flora.
Alvien kemudian memeluk Flora untuk terakhir kalinya, lalu dirinya berdiri dan mendatangi Dean serta Samuel, berniat untuk mengucapkan salam terakhirnya.
"Vin." Sapa Dean.
Alvien sedikit terkejut karena dirinya mengira bahwa Dean sudah mati. Mata Alvien sembab dan nantinya akan semakin sembab. Alvien kemudian duduk di samping Dean.
Samuel juga turut memanggil Alvien, didalam panggilan mereka berdua, terdengar sapaan bangga akan Alvien.
Alvien mendengarkan cerita dari kedua rekan terhebat yang pernah ia miliki.
"ICYTP hitam ini, jangan pernah berpikir itu salahmu. S-sepertinya ini batasku, sampai jumpa, Vin." Samuel mengucapkan salam perpisahan pada Alvien yang sedang menutup matanya dengan tangan kanannya.
"Sampai jumpa, Sam." Suara Alvien berubah serak ketika ia mengucapkan kalimat tersebut.
Kini yang tersisa hanyalah Dean dan Alvien, tak lama lagi, Alvien harus merasakan perpisahan yang menyakitkan. Kedua pipi Alvien basah, tak terima akan jadi begini akhirnya.
"a-apa tak ada cara untuk menyelamatkanmu? kata Alvien sembari menahan tangis.
"Kalaupun ada, aku sudah tak ada didunia ini lagi." balas Dean sambil terkekeh.
Alvien sudah tak memiliki harapan lagi, sebentar lagi Alvien juga akan bernasib sama. Dean memaksakan diri untuk bangun dari posisinya saat ini. Alvien yang sadar akan Dean yang merubah posisinya langsung saja turut membantunya.
Tubuh Dean kini bersandar pada sebuah dinding dan Alvien tepat berada di depan Dean.
"Kembalilah, kau tak seharusnya berada disini." Ujar Dean sambil memeluk erat Alvien.
Apa yang dimaksud Dean adalah menyuruh Alvien untuk kembali ke masa lalu. Dean tak ingin Alvien bernasib sama seperti mereka semua. Hampir seluruh daratan telah diserang oleh ICYTP hitam, tak ada harapan lagi untuk Bumi. Sekali lagi, Bumi hancur akibat manusia.
Alvien membalas pelukan Dean, dirinya hendak mengucapkan beberapa kalimat. Namun, Dean sudah tak dapat mendengar lagi, bahkan sudah tidak dapat bernafas.
Masih dalam pelukan Dean, Alvien menumpahkan tangisannya dalam diam. Menolak menyerahkan satu-satunya sahabat yang ia miliki pada semesta.
Alvien tak bertenaga setelah menyaksikan ketiga orang yang dicintainya mengucapkan salam perpisahan untuk selamanya. Hampir dua jam Alvien duduk merenung dalam ruangan milik Flora. Tak ada tanda-tanda dirinya terinfeksi ICYTP hitam.
Alvien beranja, kemudian melangkahkan kakinya menuju mayat Professot Liam. Alvien melihat catatan kecil dibalik saku milik Professor.
Dengan hati yang penasaran, Alvien mengambil catatan tersebut dan membukanya.
"22 November 2243, Vin dan timnya berhasil membuat mesin waktu. 25 November 2243, Vin dikabarkan mencoba mesin waktu tersebut, setelah itu Tabung Waktu tak dapat digunakan. Beberapa bulan setelah itu, tepatnya pada bulan Februari 2244. ICYTP seperti mempunyai pemikirannya sendiri, dan tak lama ICYTP berubah menjadi hitam. Kami pikir awalnya disebabkan oleh perjalanan waktu yang dilalui Vin, namun tak ada bukti akan hal tersebut. ICYTP mulai membinasakan manusia namun hewan dan tumbuhan tak diserang oleh ICYTP hitam." Alvien membaca catatan kecil miliki Professor.
Dari catatan tersebut, Alvien menyadari bahwa dirinya hanya melompati waktu selama 3 bulan. Alvien lalu berlari menuju keluar ruangan, dan ia baru menyadari bahwa hanya manusia yang diserang. Catatan milik Professor masih berada dalam genggaman Alvien.
"Itu berarti, mesin waktuku adalah pemicunya. ICYTP memang berniat ingin memusnahkan kami, para manusia. Tapi karena apa?" Alvien berbicara pada dirinya sendiri.
Alvien berniat pergi menuju laboratorium dimana dirinya bekerja, tapi ICYTP sudah tak berfungsi lagi. Alvien kembali berlari menuju Pusat Antariksa Novanius dan pergi menuju gudang penyimpanan.
"Seingatku aku menyimpan kendaraan terbang yang belum kunamai disini, seharusnya benda itu berfungsi karena hanya perlu ditenagai cahaya matahari." Alvien mencari benda ciptaannya sendiri.
Setelah lama mencari, akhirnya Alvien berhasil menemukan kendaraannya. Tanpa memikirkan hal apapun lagi, Alvien pergi menuju Atraxis menggunakan kendaraan tersebut.
Kendaraannya hancur tepat ketika dirinya berada di depan pintu masuk Laboratorium Energi Atraxis. Alvien terpental ke depan akibat ledakan yang disebabkan hancurnya kendaraan Alvien. Lelaki muda itu lantas membangunkan diri dan berjalan dengan buru-buru walaupun rasa pusing menghantui kepalanya.
Dilihatnya seluruh pegawai dan ilmuwan terinfeksi ICYTP hitam, dirinya tak bisa bersantai karena selanjutnya Alvien lah yang menjadi mangsa dari ICYTP.
Alvien berlari menuju ruangannya ketika pusingnya telah hilang, Alvien menyalakan komputer tapi tak bisa karena tak ada ICYTP.
"Penyimpanan cadangan!" Serunya dan beralih arah menuju ruangan berisikan cadangan ICYTP yang terdapat didalam ruang kerjanya.
Alvien membuka ruangan tersebut dan memeriksa cadangan yang tersisa. Semuanya sudah menjadi hitam kecuali satu, hanya ada satu kesempatan bagi Alvien sebelum ICYTP itu berubah menjadi hitam.
Alvien kemudian mengambilnya dan memasangkannya pada alat untuk mengaktifkan ICYTP. Kemudian Alvien memasangkan kabel pada Tabung Waktunya.
Flashdisk yang berada di kantong Alvien ia ambil dan dirinya pasangkan pada komputer miliknya.
"Apa aku harus melakukannya? Kembali meloncati waktu, atau tetap berada disini? Jawabannya adalah diantara iya dan tidak!" ICYTP aktif dan monitor Alvien dipenuhi file-file.
Alvien menuju Tabung Waktunya, namun tak ada waktu lagi.