"Benarkah? Dan kau baru menyadarinya sekarang. Bukankah sudah terlambat? Ke mana saja kau selama ini saat aku benar-benar mengorbankan segalanya untukmu waktu itu. Saat kau masih mencintai Mona namun aku tetap bertahan karena cinta bodohku ini."
"Andai saja kau tahu, jika aku mulai menyukaimu sejak kita berada di sekolah menengah atas. Karena ku pikir kau adalah pria yang baik. Aku mengikutimu hingga kita bisa di universitas yang sama lalu mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang sama pula. Lalu kau hempaskan perasaanku saat kau mengatakan jika kau mulai berpacaran dengan Mona teman kerja kita."
**
Waktu itu aku menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada Rizal. Bertahun-tahun aku hanya bisa memendamnya sendiri. Lalu ku mantapkan niatku malam itu untuk memberitahu perasaanku.
"Rizal, malam ini aku ada tiket untuk nonton. Kau mau tidak pergi denganku?" aku menawarkan dengan penuh harap.