Sejak pertemuan keluarga malam itu, Gara dan Lora tidak pernah bertemu sekalipun. Masalah gaun, Lora mengurusnya sendiri karena katanya dia tak ingin berdebat dengan Gara.
Padahal Gara memiliki butik dan bisa memesannya di sana, tapi dengan terang terangan Lora mengatakan jika dia tidak akan menggunakan hak istimewanya sebagai calon istri Gara.
Akhirnya Gara mengalah, dia benar benar tidak mengerti jalan pikiran Lora yang selalu berubah-ubah dan sulit ditebak.
Lalu setelah mempeributkan masalah gaun, mereka berdua tidak pernah berhubungan lagi. Menelepon atau pun hanya sekadar berkirim pesan.
Gara menghela napas dengan panjang. Sarah yang ada di depannya sontak menatapnya dengan tatapan heran.
"Apa ada masalah, Pak?" tanya Sarah ketika mereka sedang makan siang.
"Ah bukan," jawab Gara sekenanya. "Oh masalah pengunduran dirimu, dan calon sekertaris yang baru—"
"Saya sudah memasang pengumuman lowongan pekerjaan, nanti bapak tinggal menyeleksinya."
"Laki laki kan?"