Kembali Gama menolak kerja sama dengan seorang klien. Padahal jumlah keuntungan yang mereka tawarkan lumayan besar. Dan, yang bikin Kirana mengernyit, lelaki itu malah menerima tawaran kerja sama dari perusahaan kecil, yang bahkan untuk operasionalnya masih butuh bimbingan. Kirana benar-benar tidak habis mengerti.
"Itu cuma strategi," ucap Gama. "Lebih baik bekerja sama dengan perusahaan kecil, tapi loyal daripada sama perusahaan besar tapi ujung-ujungnya nikung dari belakang," lanjutnya, saat dirinya dan Kirana berjalan di koridor lantai lima, sehabis meeting dengan klien.
"Tapi bagaimana bisa Bapak menyimpulkan mereka akan nikung kita?" tanya Kirana dengan langkah gegas, menyeimbangi langkah panjang Gama.
"Mudah sekali. Sekali tatap, saya bisa membaca apa yang mereka pikirkan."
Kirana kembali mengernyit lantas mengikuti Gama memasuki lift. "Memangnya Bapak bisa baca pikiran orang?" tanya Kirana, tapi kali ini tidak terlalu serius. Karena hal seperti itu mustahil.
"Bisa."