Gama menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tampak berat mengatakannya. Yang dia lakukan hanya diam dan menatap lurus kepada Kirana—yang masih berdiri di dekatnya.
"Bapak suka minuman itu?" tanya Kirana, melihat tidak ada reaksi yang berarti dari bosnya tersebut.
"Not bad." Gama beranjak berdiri seraya meraih bukunya. Dia lantas bergerak ke salah satu rak buku yang ada di kamar, dan meletakkan buku setebal tiga senti itu di rak paling atas. "Kamu kenapa belum berganti pakaian? " tanya lelaki itu, memperhatikan Kirana yang saat ini bergerak ke jendela kaca.
Wanita itu mengurai tali tirai. Sebelah tangannya lantas terangkat saat menutup kaca jendela dengan tirai tersebut.
Hal itu cukup membuat Gama tertegun. Dia menelan ludah melihat tanda lahir di bahu belakang Kirana. Itu tampak seksi dan indah di matanya. Tanpa sadar Gama mendekati wanita itu.