Tuan Drigory memejamkan matanya saat mendengar dengan jelas pengakuan Tuan Peterson. Kedua telinganya sudah merah karena marah dan juga mabuk. Rahangnya semakin menegang dan tangannya sudah mengepal siap untuk mengejar Tuan Peterson.
"Kau mengakui perbuatanmu, Andreas." Tuan Drigory mencoba untuk tetap tenang meskipun otaknya mendidih saat ini. Andai saat ini dia memegang senjata. Mungkin hanya dalam dua detik, kepala Tuan Peterson akan menjadi sasaran tembaknya.
"Kau salah paham, Moreno. Meskipun aku tidak pernah setuju hubungan anakku dengan anakmu. Tapi aku tak pernah membunuh anakmu. Kau harus tahu itu." Tuan Peterson mengungkapkan penyangkalannya yang sangat tegas akan tuduhan Tuan Drigory. Posisi duduk Tuan Peterson masih terlihat sangat sopan dan juga tenang. Tak terlihat bahwa dirinya gugup atau merasa bersalah sama sekali.