Untuk itu, Marissa menjadi gampang emosi. Dia sedikit temperamen setelah mendengar tentang keguguran yang terjadi kepada Rania.
Apapun yang menjadi alasan dia untuk marah maka tanpa harus menunggu lama dia akan marah seperti yang terjadi hari ini. Seandainya mereka tidak segera pergi dari rumah Fatma maka sudah dipastikan akan ada perdebatan panjang antara dirinya dengan Bima—sang besan.
Bahkan wanita itu hampir berdebat dengan Bima gara-gara Fatma yang akan mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Setelah sampai dirumah dia harus mengingat kejadian ketika Rania masih mengandung anaknya, dimana Rania belum mengalami keguguran pada kandungannya.
Makin membuat hati Marissa kalut, tentunya membuat dia ingin menangis meronta-ronta juga marah sampai menghancurkan seluruh benda yang ada di dekatnya.
Namun selama itu pula dia mencoba untuk menahan kemarahan dan kesedihannya apalagi ada Rania di rumah takut kalau wanita itu mengetahuinya.