Fatma langsung berdecih mendengar perkataan Rania. Kentara sekali wanita itu memang tidak menyukai apa yang baru Rania katakan.
"Sudahlah, Rania, Mas Bima sudah tidak mau lagi menganggapmu sebagai anaknya. Suamiku itu terlanjur malu mempunyai anak pengobral selangkangan. Sebaiknya kamu pergi sebelum suamiku datang. Jangan membuatnya kesal setelah dia capek kerja seharian," ketus Fatma benar-benar tak ingin melihat Rania lebih lama lagi ada di rumahnya.
"Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan ayahku! Aku anaknya dan aku memiliki hak untuk sekedar melepas rindu dengannya.
Lagipula apa yang Tante katakan itu sama sekali tidak benar. Justru aku merasa Tante malah sedang mengenang masa lalu dimana Tante menjajakan selangkangan untuk memikat ayahku," cibir Rania dengan senyum yang tampak begitu sinis pada ibu tirinya.
Mendengar ejekan yang keluar dari bibir Rania, mata Fatma tampak membulat sempurna. Kilat kemarahan begitu jelas terpancar di wajah wanita itu.