Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 32 - Kakak Halte Bus

Chapter 32 - Kakak Halte Bus

Keringat yang bercucuran membasahi baju yang mereka pakai, beberapa ada yang berbaring dan beberapa ada yang hanya duduk sambil mengatur nafas.

"Apa kalian tidak latihan selama liburan kemarin?" suara teriakan dari seorang pria tampak tak di perdulikan oleh orang-orang yang penuh keringat itu

"Lihat...! Kalian bahkan tak sanggup bicara karena kelelahan, itu semua karena selama liburan kalian hanya bermain. Untung saja Bapak meminta izin kepada kepala sekolah agar melatih kalian seminggu lebih awal. Kalau mengikuti perintah sekolah agar meliburkan kalian selama 2 minggu, kalian mungkin akan tak sanggup untuk berlari keliling lapangan...." mendengar ocehan itu beberapa orang langsung duduk

"Honey.... kamu tidak malas-malasan bukan?" seruan pria itu membuat Honey langsung berdiri

"Tidak Pak...! Selama seminggu terakhir saya sudah banyak berlatih fisik, tak ada rasa sakit lagi dan dokter pun sudah menyatakan saya sebuh total...." dengan wajah yang ceria Honey menyampaikan hal itu

"Kalau kamu sudah sembuh dan berlatih selama seminggu terakhir kenapa masih ngos-ngosan....! Jangan menjadikan sakit sebagai alasan...." mendengar itu Honey langsung mematung tak berani menjawab

"Kalian para atlit di larang beristirahat total, meski hari libur setidaknya harus tetap latihan fisik. Apa kalian mengerti....!" suara yang bahkan sampai menggetarkan hati membuat para atlit langsung menjawab

"Mengerti Pak....!" suara mereka mendadak keras setelah mendapat omelan dari pelatih taekwondo itu

"Sekarang kalian bisa bubar, kalo mau pergi main sebaiknya kabari dulu orangtua. Jangan sampai kalian main tapi mereka mengira kalian masih berlatih di sekolah....." para siswa langsung tersenyum senang mendengar latihan di bubarkan

"Baik Pak....!" seru mereka, mendengar para murid nya senang Pak Tono tersenyum dan pergi meninggalkan lapangan. Lalu para murid memulai keributan baru yaitu pergi ke ruang ganti, tapi Honey tidak beranjak dari tempat nya dan malah kembali berbaring di atas matras.

"Kamu kenapa nggak ikut ribut?" salah satu rekan timnya menghampiri Honey yang berbaring

"Ngapain ribut rebutan kamar mandi kayak gitu, mending nanti terakhir aja biar tenang. Terus kenapa kamu nggak ikutan ribut di sana Linda? Biasanya kamu juga ikut ribut pengen mandi duluan...." Honey menatap ke arah temannya tersebut

"Aku lagi nggak pengen buru-buru aja...." jawaban lemas itu tak membuat Honey penasaran. Honey bisa langsung menebak apa yang telah terjadi pada temannya itu

"Kamu nggak mau nanya alasan aku nggak buru-buru?" pertanyaan itu langsung membuat Honey menghela nafas panjang

"Kamu putus atau lagi musuhan aja?" wajah Honey yang datar berbanding terbalik dengan Linda yang tampak takjub

"Kamu kok tahu aku lagi berantem dan kemungkinan putus? Padahal aku belum bilang siapa-siapa loh...." Linda menatap Honey dengan tatapan heran

"Tiap kamu bertengkar atau putus sama mantan-mantan kamu dulu, kebiasaan kamu pasti berubah. Seperti sekarang pergi mandi santai, banyak jajan, terus juga jadi pendiem nggak banyak ngomong, tapi sering uring-uringan...." Linda diam memikirkan apa yang baru saja Honey katakan tentangnya

"Apa cedera kamu itu bikin otak jadi bekerja lebih baik iya?" ucapan Linda langsung membuat Honey hampir menghajarnya kalau Linda tak segera berlari menjauh. Tawa Linda terdengar nyaring membuat Honey semakin bersemangat mengejarnya. Aksi kejar-kejarannya berhenti saat pelatihnya memanggil Honey.

"Honey....!" mendengar suara pelatihnya Honey refllek langsung berlari ke arah pelatihnya

"Ada yang mau bicara denganmu...." senyuman pelatih yang tak seperti biasanya membuat Honey bertanya-tanya

"Siapa Pak....?" dia tampak penasaran siapa yang datang hingga membuat pelatihnya sesenang itu. Padahal saat dia di rekrut oleh staff timnas pelatihnya hanya tersenyum biasa bertemu dengan para staff itu. Sepertinya kali ini orang yang sangat berpengaruh lain datang menemuinya. Namun, rasa penasaran Honey terbayar saat melihat seorang wanita yang dia kenal masuk menemuinya.

"Kakak cantik yang di halte bus iya...." Honey sontak membulatkan matanya saat melihat wanita yang dia selamatkan hingga dia cedera

"Iya.... kamu masih ingat aku?" tanya wanita itu sambil tersenyum manis, Honey berpikir pantas saja pelatihnya tersenyum lebar. Itu semua karena pelatihnya senang di datangi wanita cantik.

"Tentu aja aku ingat...." jawab Honey sambil tersenyum

"Benar.... kamu pasti ingat padaku karena akibat menolongku kamu jadi cedera, aku sudah dengar semuanya.... pasti sekarang terasa sulit bukan? Aku dengar saat atlit terkena cedera punggung mereka akan sulit menyesuaikan diri lagi karena rasa trauma...." wajah merasa bersalah tampak tergambar jelas di hadapan Honey. Gadis taekwondo itu tak bisa mengatakan kalau dia baik-baik saja, itu sebabnya dia hanya tersenyum

"Ini kartu namaku..." wanita cantik itu mengeluarkan kartu namanya

"Liana.... kakak dari agency Blazyng model?" Honey melirik pelatihnya sekarang Honey mengerti alasan pelatihnya tersenyum senang

"Iya.... aku dari agency model, tampaknya kamu juga mengenal agency kami?" Liana langsung tersenyum cerah begitu melihat ekspresi Honey yang terlihat mengenali agency tempatnya bekerja

"Aku banyak mendengar tentang agency kalian...." jawab Honey ragu namun tetap tersenyum

"Sebenarnya saat itu aku sedang mencari informasi tentang mu agar bisa bertemu secara langsung. Tapi kita malah bertemu dengan cara yang kurang baik. Meski tidak ada kejadian itu aku akan tetap menemuimu...." Honey terdiam mendengarkan penjelasan dari wanita cantik itu

"Kenapa mencari ku?" tanya Honey

"Aku tadinya ingin mengajakmu bekerja sama tapi dengan kejadian ini aku jadi bingung mengatakannya. Aku mencari 2 orang yang ku anggap berbeda yang 1 ingin aku ajak kerja sama dan yang lainnya aku sangat berterima kasih serta meminta maaf padanya. Tidak ku sangka kedua orang itu adalah 1 orang yang sama....." penjelasan itu tak membuat Honey terlihat bersemangat sehingga Liana mundur sejenak

"Kamu bisa memikirkan tawaranku, aku tidak memaksa agar kamu menjawabnya hari ini. Tapi aku mohon angkat telpon ku atau kamu juga bisa hubungi aku lewat no itu...." setelah mengatakan itu Liana pun pergi dan Honey hanya menganggukan kepalanya. Liana paham dengan hanya melihat ekspresi Honey kalau dia tidak berminat tapi enggan untuk menolak. Namun, bukan berarti Liana hilang harapan dia hanya memberikan Honey waktu untuk berpikir. Dan mungkin saja bila di berikan waktu maka Honey akan menyetujuinya, itu yang paling Liana harapkan. Pelatih mengantarkan Liana keluar dan tak lama dia kembali menemui Honey

"Honey.... Aku sangat menyarankan agar kamu masuk ke ageny itu, menjadi model iklan bukanlah suatu hal yang buruk..." ucapan pelatihnya tampak di salah artikan oleh Honey

"Kenapa aku harus masuk agency model? Apa karena aku cedera dan kemungkinan tidak bisa membawa mendali emas?" Honey tampak sedih, mendengar jawaban Honey tentu pelatihnya mengerti alasan dia salah paham

"Tidak.... aku sangat yakin kamu mampu membawa emas atau apapun itu, tapi Honey apa salahnya mempunyai dua pegangan? Saat ini kamu masih muda dan penuh bakat, sebaiknya gunakan peluang mu ini untuk meraih masa depan yang lebih cerah...." melihat Pak Tono yang bersungguh-sungguh dalam meyakinkan untuk bergabung dengan agency tersebut membuat Honey bingung.

"Aku akan pikirkan itu...." jawab Honey sambil tersenyum, setelah perbincangan singkat itu Pak Tono pergi dan Honey pergi ke ruang ganti. Tawaran itu membuat Honey bimbang karena dia tak suka di wawancara, tapi mendengar apa yang di katakan Pak Tono gadis itu mulai memikirkannya. Ruangan ganti sudah sepi para rekannya sudah pulang tinggalah beberapa orang lagi yang sibuk dengan ponselnya. Honey mandi dan berganti pakaian dengan malas, saat dia selesai rekan-rekannya berpamitan pulang duluan karena punya acara begitu juga dengan Linda. Kembali ke hari-hari biasanya yang sama Honey selalu pulang sendirian karena hanya dia yang tak mempunyai rencana apapun. Saat di jalan pulang dia mendengar beberapa gadis yang menyindirnya

"Aku selalu merasa kasihan kepada gadis-gadis yang menggunakan otot mereka. Biasanya hidupnya hampa karena tidak memiliki pacar...." sindiran itu tentu langsung Honey sadari bahwa kata-kata itu untuk dia yang berjalan sendirian di lorong

"Bagaimana dia akan punya pacar bahkan wajahnya saja tak masuk dalam kategori apapun...." tawa mereka semakin menjadi, kesabaran Honey habis dia membalikan badannya dan berjalan ke arah gadis-gadis itu. Melihat Honey yang mendekat membuat gadis-gadis itu ketakutan

"Apa gadis yang ada di majalah atau iklan itu cantik?" pertanyaan Honey membuat rasa takut para gadis langsung berubah menjadi tawa canggung

"Tentu saja mereka cantik itu sebabnya mereka muncul di majalah. Kenapa? Apa kamu mau membuat perubahan pada dirimu dengan meniru gadis yang ada di majalah?" tanya para gadis sambil tertawa meledek

"Baiklah...." Honey tak memperdulikan sindiran lainnya dan langsung berlalu pergi. Para gadis usil itu kebingungan dengan tingkah Honey, mereka saling pandang dan memperhatikan Honey yang berjalan cepat untuk pulang ke rumahnya.

*********************