Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 25 - Papan Pengumuman

Chapter 25 - Papan Pengumuman

Masa ujian sudah berakhir tapi para siswa masih belum bisa tenang, mereka masih memikirkan hasil ujian. Selama seminggu setiap harinya ada nama-nama siswa yang di pajang di mading sekolah. Nama yang tertera adalah siswa yang nilai ujiannya kurang di mata pelajaran tertentu. Dan bagi siswa yang namanya tertera di sana maka tugas tambahan dan ujian remedial menanti. Bila hasilnya masih kurang maka akan di beri lagi tugas hingga nilainya cukup.

"Kenapa mereka mengerubutinya dengan agresif, aku kan tidak bisa lihat...." Helda dan Honey melompat-lompat di tengah kerumunan, mereka mencari tahu apakah ada nama mereka di sana.

"Lihat kerumunan itu? Aku sangat yakin namamu tak ada di sana, tapi nama ku kemungkinan ada di sana...." Risman menepuk bahu Jeffery yang terlihat terpukau dengan banyaknya orang yang menurutnya tidak percaya diri dan kurang berusaha.

"Kamu akan pergi kesana?" tanya Jeffery dengan wajah yang terlihat bingung

"Hmmmm... aku ingin memastikan saja, aku ini bukan orang yang percaya diri sepertimu...." Risman tersenyum dan pergi ke arah kerumunan tersebut

"Apa dia bisa baca pikiran aku sekarang?" Jeffery takjub dengan yang di ucapkan Risman sama persis dengan apa yang dia pikirkan. Di tengah kerumunan itu beberapa siswa banyak yang tersenyum senang karena tak ada nama mereka di mading. Dan tentunya ada juga yang berwajah kesal karena tertera namanya di sana.

"Nggak ada....!" seru Honey sambil menggandeng tangan Helda keluar dari kerumunan dengan senyum cerah di wajahnya

"Aku juga nggak ada...." Risman juga tampak bergabung sambil tersenyum senang

"Kenapa kamu ikutan bergabung dengan kita, kamu bukannya udah naik level sekarang?" Honey dan Helda memicingkan matanya ke arah Risman

"Nilai dia selalu bagus.... bikin kesel aja...." Helda menatap Risman dengan wajah yang tampak kesal

"Kalian kesal lihat keberhasilan yang aku raih....?" tanya Risman dengan wajah yang tampak bingung

"Tentu saja kesal karena kamu nggak ngasih tahu cara belajar yang bener biar kita nggak bergadang terus...." Honey melipat tangannya memandang Risman dengan tatapan yang sinis

"Kalian juga nggak ada dalam daftar remedial kan itu berarti nilai kalian bagus, jadi cara belajar kalian pasti udah bener juga...." jawab Risman tersenyum membujuk ke dua gadis itu agar tidak marah padanya

"Lagian Honey kamu kenapa tiba-tiba jadi ambisius dengan nilai pelajaranmu sih? Biasanya juga kamu nggak masalah..." Risman menatap Honey dengan heran

"Aku udah bilang kan, kalo nilai ujian aku nggak naik maka karir di dunia taekwondo akan berakhir...." Honey terlihat kesal karena harus mengingat perjanjian dengan pelatih dan Ibunya

"Nilai kamu pasti naik tenang aja...." Risman merangkul Honey sambil tersenyum

"Iya nilai kamu pasti naik kok...." Helda juga ikut menghibur Honey

"Kamu yakin....?" Honey menatap Helda dengan penuh harap

"Iya.... yakin...." jawab Helda sambil tersenyum, melihat senyuman yang Helda berikan padanya Honey ikut tersenyum lega

"Kamu nggak nanya aku?" Risman merasa di abaikan

"Kenapa aku harus nanya pengkhianat...." Honey menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan Risman yang bingung

"Bye... pengkhianat...." Helda menambah kebingungan di wajah Risman, di tengah rasa bingungnya itu terdengar suara Jeffery yang menertawakannya

"Kenapa kamu malah tertawa?" tanya Risman kepada Jeffery yang terbahak-bahak

"Habisnya lucu aja liat kamu di tinggal sama Honey, biasanya kalian kayak saudara kembar yang selalu bersama dan saling berbagi rahasia...." ucapan Jeffery memang tidak salah, fakta dia tak membagi cara belajar yang baik kepada Honey membuat Risman merasa bersalah

"Kamu bilang jangan kasih tahu siapapun caranya, jadi aku...." melihat Risman yang murung membuat tawa Jeffery terhenti

"Maaf.... seharusnya aku bilang kalau Honey dengan Helda tak masalah, tapi karena keegoisanku kamu jadi merasa bersalah sekarang...." Risman terlihat serius menatap Jeffery yang menundukan kepalanya

"Sejujurnya aku tidak berhak mengajari mereka dengan cara yang kamu berikan, itu sebabnya aku juga udah tahu kalau mereka mungkin akan bersikap seperti sekarang...." Risman merasa bersalah kepada Jeffery yang tiba-tiba jadi korban amarahnya

"Setiap orang punya cara tersendiri untuk bisa cepat memahami pelajarannya dan cara yang aku berikan pada kamu belum tentu bisa di terapkan kepada Honey..." ucapan Jeffery memang ada benarnya dan itu membuat Risman terlihat lebih baik

"Aku ngerti.... lagian ngajarin Honey itu butuh kesabaran dan masalahnya aku nggak bisa sabar kalau ngomong sama Honey. Karena akhirnya kita akan bertengkar hanya karena hal kecil...." Risman mengingat semua hal baik yang berakhir dengan pertengkaran tak berarti

"Aku kadang merasa heran dengan kalian berdua...." Jeffery tampak ragu mengatakan apa yang terlintas dalam benaknya

"Heran kenapa?" mendengar ucapan Jeffery yang terhenti membuat Risman penasaran

"Dulu aku pikir kalian saudara kembar yang di pisahkan...." jawab Jeffery sambil tertawa kecil

"Kenapa kamu mikir gitu...?" Risman yang mendengar ucapan Jeffery ikut tertawa

"Biasanya pria dan wanita tak bisa beteman, tapi melihat tingkah kalian berdua yang sangat akrab tapi sering bertengkar membuatku berpikir kalian berdua pasti saudara. Terlebih lagi ibu mu sering mengambilkan raport milik Honey ketika SD dan SMP. Aku jadi penasaran apakah ibumu lagi yang akan mengambil raport milik Honey....?" rasa penasaran Jeffery langsung terjawab

"Awalnya aku pikir ibu akan membawanya pulang karena gadis itu sangat lengket pada ibuku. Dulu aku pikir Honey akan merebut ibuku, seiring berjalannya waktu dan aku juga mulai besar... aku memahami Honey yang takut berbicara dengan orangtuanya sendiri. Dia merasa tertekan saat banyak orang mengatakan kelebihan orangtuanya. Aku mulai mellihat kesamaan ku dengannya, aku lebih sering berbicara dengan ibu dan ayahnya Honey di banding dengan keluargaku sendiri. Saat berbicara dengan orangtua ku sendiri rasanya ada yang mengganjal sedangkan berbicara dengan orang tua Honey rasanya semua beban di pundaku menghilang....." Risman tampak tersenyum saat menceritakan kisahnya dan Honey

"Apa bertengkar dengannya juga membuat mu merasa lebih baik?" meski pertanyaan Jeffery aneh tapi hal itu lah yang membuatnya sangat penasaran

"Kamu bertanya itu padaku?" Risman tak menjawab dan malah bertanya balik sambil tersenyum. Melihat senyuman Risman itu membuat Jeffery menyadari pertanyaan yang tadi dia ajukan adalah untuknya sendiri

"Itu pertanyaan untuk ku...." mendengar jawaban Jeffery yang jujur membuat Risman menepuk-nepuk punggungnnya

"Jangan membuatnya membencimu, saat berteman dengannya terasa sangat menyenangkan. Tapi saat dia membencimu itu adalah mimpi buruk...." nasihat Risman itu malah membuat Jeffery penasaran

"Dia punya orang yang di benci? Aku kira dia orang yang pemaaf...." Jeffery berusaha mengingat semua orang yang pernah mengganggu Honey. Tapi pada akhirnya Honey kembali baik pada mereka

"Karena dia pemafaat ada beberapa orang yang menggunakannya, karena masalah itu Honey hampir pensiun dini saat SMP...." penjelasan Risman membuat Jeffery mengingat masalalu nya.

"Oh... bener juga...." Jeffery tampaknya mulai mengingat orang yang sangat di benci Honey. Mengingat hari dimana Honey mengamuk membuat Jeffery sedikit merinding.

**************