Lengan Honey yang sakit perlahan mulai membaik, teman-teman di kelasnya banyak membantu. Honey merasa bersyukur karena berada di lingkungan yang baik, walau awalnya dia sedih karena tak bisa ikut bertanding ataupun latihan. Tapi kini dia merasa senang, tidak latihan dan malah bermain sesukanya. Tangan nya yang cedera tak menghalanginya untuk bermain, karena permainannya terbilang ringan. Honey biasanya tak terlalu perduli dengan teman sekelasnya, tapi kini dia mulai akrab dengan mereka. Gadis ceria itu perlahan mulai mengenal orang-orang di kelasnya. Dia mulai mengingat nama temannya, dia juga banyak bermain dengan mereka. Dulu teman-temannya mengira Honey sengaja mengubah nama mereka dengan nama-nama yang aneh. Mereka tidak tahu kalau Honey memang tidak ingat nama asli teman-teman sekelasnya. Jadi untuk menutupi nya Honey mengubah nama mereka sesukanya, tentu dengan nama manusia yang wajar. Walaupun nama itu lebih cocok di pakai oleh para nenek zaman dulu. Karena nama yang Honey berikan pada teman-temannya bahkan tak di gunakan lagi oleh orang tua zaman sekarang
"Honey...." namanya jadi sering di panggil ketika jam pelajaran kosong. Seketika Honey menjadi populer di kelas, bukan tanpa alasan dia banyak di sukai orang. Itu karena kepribadiannya yang menyenangkan, dia sering membuat lelucon yang membuat orang tertawa sampai sakit perut. Meski sudah dekat dengan banyak orang Honey memiliki orang yang dia hindari. Siapa lagi kalau bukan Jeffrey dan untung nya selama Honey cedera Jeffery sangat sibuk dengan pertandingan nya sehingga mereka tidak saling bicara.
"Jeffery sangat sibuk menyiapkan masa depan, dia terus saja pergi bertanding demi bisa masuk universitas impiannya....." mendengar ucapan teman-temannya tentang Jeffery membuat Honey penasaran. Dia memang jadi selalu penasaran tentang Jeffery tapi dia tak menyadarinya.
"Honey mau makan apa di kantin nanti? Aku dan Risman mau pesen kupat tahu kamu mau apa?" tanya teman sebangku nya Helda, tapi Honey tak menjawab dan masih serius menatap ponselnya. "Honey....! mau makan apa....?" Helda kembali bertanya, merasa di abaikan Helda pun hendak mengambil ponselnya namun saat melihat layar ponsel milik Honey tangan Helda seketika berhenti
"Jeffery pinter banget iya bisa jawab semua pertanyaan...." Helda merangkul Honey sambil ikut menonton acara live streaming yang memperlihatkan Jeffery yang sedang mengikuti lomba cerdas cermat.
"Iya.... dia pinter banget...." jawab Honey tanpa sadar mengucapkannya
"Selain pinter dia juga ganteng...." Helda mulai mengusili Honey, gadis itu mengatakannya sambil menahan tawa
"Iya.... itu yang bikin aku heran, kenapa dia ganteng dan juga pinter.... " jawab Honey dengan wajah yang masih serius menatap layar ponselnya. Namun jawabannya itu membuat dirinya sadar
"Haa.... Helda....!" Honey tersentak kaget dan langsung berdiri karena kaget melihat temannya itu berada di sampingnya. Ponsel yang sedari tadi dia pegang hampir saja terpental kalau Helda tak menangkapnya
"Kenapa kaget gitu?" Helda meraih tangan Honey dan mengajaknya kembali duduk
"Ini.... nggak seperti apa yang kamu pikirkan Helda...." Honey enggan duduk dia tertawa konyol demi menutupi rasa malunya
"Aku paham.... ayo duduk aja dulu...." jawab Helda menganggukan kepalanya sambil tersenyum, bagi Honey saat ini jelas terlihat kalau Helda sedang mengejeknya
"Ini beneran bukan apa-apa...! Ada..... banyak notifikasi yang muncul.... terus aku klik... dan ternyata itu pertandingan cerdas cermat...." walau dengan alasan yang terbata-taba Honey tetap mencoba berbohong pada Helda. Mendengar alasan yang Honey ucapkan, Helda semakin tersenyum lebar.
"Iya..." jawab Helda
"Kamu nggak percaya itu sebabnya dari tadi senyum mulu kan?" tanya Honey dengan wajah yang mulai panik
"Aku percaya...." jawab Helda berusaha menahan senyuman di wajahnya
"Kamu nggak percaya sama aku....! Itu kamu masih cengengesan...." Honey terlihat kesal dan merajuk
"Aku percaya.... beneran deh...." Helda memegangi tangan Honey, dengan kesal Honey kembali duduk. Walau dia sudah duduk di kursi tapi Honey memalingkan wajahnya. Melihat Honey yang merajuk membuat Helda merasa itu hal yang lucu, dia menahan tawanya dan mengalihkan pembicaraan agar Honey mau melihat ke arahnya.
"Aku mau makan di kantin bareng Risman, hari ini ada banyak jajanan enak. Ada kupat tahu Pak Haji Udin, batagor Mang Jali, seblak Teh Asri, es campur Mang Ujang yang isinya itu terkenal banyak dan beragam. Aku denger es campurnya yang sekarang buahnya makin banyak, kamu mau ikut nggak? " tanya Helda berusaha merayu Honey yang marah, perut yang keroncongan berhasil membuat Honey tidak marah lagi
"Itu semua kedengeran enak, ayo kita jajan sekarang...." jawab Honey tanpa ragu dan langsung menggandeng Helda. Jawaban Honey kembali membuat Helda tertawa kecil tapi dia berusaha menahannya.
"Dia kayak anak kecil banget, tadi dia marah-marah sekarang dia kelihatan seneng banget cuman karena di kasih info makanan...." gumam Helda
"Kamu ngomong apa Helda aku nggak denger...." tanya Honey dengan wajah yang polos
"Oh.... nggak bilang apa-apa, tadi aku keinget lirik lagu...." jawab Helda sambil menyanyikan sebuah lagu
"Oh... nggak usah nginget lirik lagu, kita pikirin mau makan apa aja nanti di kantin...." jawab Honey yang langsung berdiri dengan semangat
"Kalian mau jajan ke kantin atau mau ngobrol? Kalau mau ngobrol aku tinggal iya...!" seru Risman dari depan kelas yang hendak keluar dengan teman-temannya
"Kita juga mau makan....!" jawab Honey dengan lantang
"Makan nya buruan.... yang cederakan tangan bukan kaki kamu...." jawaban Risman membuat Honey kesal, dia langsung melempar Risman dengan kertas yang di gulung. Tapi Risman dengan cepat menghindar
"Nggak kena....." ledek Risman melihat itu Honey terlihat kesal, namun kekesalannya tak bertahan lama saat melihat wajah Risman terkena gulungan kertas lain
"Wah....! Tepat sasaran....!" seru Helda kegirangan, seketika Honey pun langsung ikut bersorak dan berjalan melewati Risman. Mendapat perlakuan itu tentu membuat Risman kesal, dengan segera dia mengejar Honey dan Helda. Melihat Risman yang berlari kencang ke arah mereka, dengan segera Honey dan Helda melarikan diri. Aksi kejar-kejaran pun tak bisa di hindari, gips di tangan Honey yang sudah di lepas membuat Honey leluasa untuk berlari. Ramainya para siswa membuat Honey gampang menghindari kejaran Risman. Karena sedang ada lomba cerdas cermat di aula sekolah membuat sepanjang lorong di penuhi oleh spanduk. Namun karena kecerobohannya Honey hampir terjatuh, tapi tangan seseorang menarik Honey ke dalam pelukanya. Ramainya suara anak-anak tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap, mereka menatap ke arah Honey dan orang yang menangkapnya.
"Sudah aku bilang untuk jangan ceroboh dan kendalikan tenagamu, kalau tadi kamu jatuh lantainya pasti berlubang...." Honey terpana menatap wajah orang tersebut, senyumannya membuat dia tak sadar sedang berada di dekapan orang tersebut. Banyaknya orang di sana bagaikan tak terlihat oleh Honey, karena yang dia lihat hanyalah orang yang ada di hadapannya.
****************