"Lalu… apa menurutmu setelah melihatku?" tanya Lexa lagi.
"Aku melihat kau bersama suami dan putramu saat itu. Ya… terlihat sangat normal. Seperti keluarga bahagia lainnya. Mungkin sedikit kesal karena ayahku tidak mendapatkan kebahagiaan yang sama saat itu."
"Lalu bagaimana sekarang? Apa kemudian itu berubah menjadi benci?" tanya Lexa kemudian.
"Entahlah. Aku begitu menyayangi ayahku. Apakah wajar kalau aku menjadi sedikit tidak suka padamu?"
Lexa sempat terdiam. Dia memikirkan lagi semua ucapan Eliz sebelum dia datang kemari. Kebencian itu tentu saja bisa menjadi pemantik yang mengerikan. Gadis spesial seperti Dior tidak boleh merasakan sedikitpun perasaan negatif seperti itu atau itu bisa mendorongnya menjadi seseorang yang bukan dirinya lagi. Perasaan seperti itu akan memberinya motif untuk bertindak.