Saat itu aku terlalu takut untuk memperkerjakan seorang pengasuh. Aku harus kembali bekerja dan tentu aku butuh seseorang untuk memperhatikan anakku. Pada akhirnya aku meminta bantuan pada mamaku untuk menjaga Jim. Beliau jadi tinggal di rumah kontrakanku untuk sementara waktu. Mama menjaga Jim selama aku bekerja Senin hingga Jumat. Pulang dua minggu sekali. Sejujurnya aku merasa tak enak, tapi aku pikir tidak ada salahnya untuk sementara waktu sambil menunggu aku siap memperkerjakan seorang pengasuh.
Suamiku yang bekerja shift juga membantu menjaga Jim. Aku tahu dia letih. Pulang bekerja masih harus membantu megurus Jim. Waktu istirahatnya jelas terpengaruh oleh bayi kecil Jim. Walau belum terucap tapi aku bisa melihat dia mulai suka marah-marah tak jelas. Dia juga tidak enak pada mamaku yang jadi harus ikut repot menjaga Jim. Dia sendiri mendukung adanya pengasuh kalau memang aku belum bisa menjaga Jim sendiri. Ada satu hal lagi yang sebenarnya membuatnya uring-uringan.