Lexa dan Faith lagi saling menatap. Ramalan itu terhenti di sana. Suratan takdir itu mau tak mau mereka terpaksa menerimanya. Tinggal menentukan apakah mereka akan menurutinya atau justru mengabaikannya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Kak?" Lexa terlihat lemas duduk di salah satu kursi.
"Aku juga belum tahu, Lexa. Aku bingung." Faith terlihat menatap kosong ke arah buku di depannya.
"Hmh, aku rasa aku harus bicara pada Dexter dan kau bisa bicara dengan Caroline."
"Ya, aku rasa aku memang akan melakukannya."
Lexa mencoba mencari di mana Dexter. Dia sudah mengintip ke halaman belakang, depan, lantai atas, dan bahkan tempat makan. Di sana dia baru menemukan Dexter yang sedang memasak. Sedikit terkejut, tapi pria itu sedang memasak.
Lexa perlahan mendekat setelah memastikan tak ada siapa-siapa di sana. Dia masih malu saja kalau ketahuan berbincang dengan pria itu yang seolah-olah dijodohkan dengannya. Meskipun hanya berdasarkan sebuah buku ramalan yang entahlah.
