Vano tersenyum menatap sang kekasih kini. Tangannya bergerak memeluk pinggang seksi itu dan satunya lagi bergerak menggenggam tangan Lexa. Keduanya mulai bergerak atur kanan dan kiri. Mereka saling menatap dan tersenyum satu sama lain.
"Aku rasa tidak pernah dalam hidupku merasa sebahagia ini, Lexa."
"Benarkah? Aku senang kalau kau senang."
"Hm, aku hanya berharap, tak ada yang akan merusak kebahagiaan kita hingga kapanpun."
"Ya, aku juga berharap seperti itu. Aku harap hanya mau yang akan memisahkan kita."
Riuh suara tamu terdengar. Ada keramaian terdengar dari arah pintu depan. Lexa dan Vano yang sedang berdansa pun jadi ikut memalingkan wajahnya untuk mencari sumber suara. Ada beberapa orang berpakaian serba putih berjalan mendekat.
Lexa maupun Vano merasa asing dengan para tamu tak diundang itu. Setelah melihat lagi, ternyata ada sosok yang mereka berdua kenal walau cukup lama tak bertemu. Dokter Abel ada di salah satu rombongan. Masalahnya siapa mereka?