Tidak ingin terjadi hal buruk yang lebih parah, Valdo memilih pergi dari sana. Semua ucapannya pun akan percuma karena saat ini Tuan Dani sedang dilanda emosi. Valdo sendiri masih harus mencerna apa yang sudah terjadi pada dirinya. Dia memilih kembali ke apartemennya yang kosong. Rumah keluarga Lycaon yang super besar itu, akhirnya dijual. Bukan karena dua saudara itu tidak memiliki uang tentu saja, tapi karena mereka ingin hidup mandiri secara terpisah.
Bel apartemen itu berbunyi dan Valdo segera tahu siapa yang datang. Itu adalah Vano yang memang sudah dia hubungi sebelumnya. Vano baru pulang dari kerja. Dia masih mengenakan kemeja putih dengan celana hitam dengan corak garis di atasnya. Terlihat lelah, tapi dia menyempatkan datang karena sang adik memintanya.
"Ada apa?" tanya sang kakak sambil menjatuhkan diri di salah satu sofa.
