Vano menatap dapur mungil di depannya. Kedua tangannya berada di pinggangnya. Dia mengamati jajaran bahan yang sudah siap di atas meja. Sphagetti, bumbu siap jadi, daging kornet kalengan, juga bawang bombay. Dia juga sesekali mengecek kompor dan peralatan memasak yang bahkan tidak tahu apa namanya. Dia bingung tapi tak habis akal. Melihat video di Youtube adalah jalan keluarnya.
Vano mulai memasak sedangkan Lexa yang khawatir akhirnya keluar dari kamar. Sudah mengenakan pakaian rapi untuk pergi ke kampus. Betapa terkejutnya dia saat dapur terlihat seperti kapal pecah. Lexa hanya bisa menganga dengan tangan memegang kepalanya sendiri yang mendadak pusing.
"Vano!"
Panggilan itu sepertinya cukup membuat Vano terkejut karena sepersekian detik kemudian jarinya teriris.
"Ouch, Lexa. Kau mengejutkanku."
Vano melihat tangannya yang sudah berdarah saja. Jari telunjuknya teriris dan mengeluarkan darah cukup banyak.
"Ya ampun. Maafkan aku. Saking terkejutnya kau terluka."