Aku berjalan dengan seragam kerjaku, kemeja biru langit dan celana biru dongker, salah satu tas pundak yang selalu mendampingi, dan sepatu datar bewarna krem. Riasan tipis di wajah dengan rambut sebahu yang warnanya sudah berubah menjadi coklat kemerahan. Melirik ke arah jam dinding. Masih 10 menit lagi sebelum jam kerja dimulai di pukul delapan pagi. Aku bisa melihat beberapa rekan yang lain juga sudah datang. Sepagi ini ruangan itu justru terlihat begitu hidup dengan kabar terpanas dari divisi lain dan cemilan pagi. Pagi ini Pia membawakan makanan khas dari kota asalnya, Jogja, yaitu pia. Persis seperti namanya.
"Tumben kamu udah dateng?" suara itu datang dari belakang Asti yang begitu dikenalnya.
"Ya biasanya juga aku dateng jam segini kan? Kamu tuh yang sukanya ngaret," Asti menjawab.
"Hahaha. Biasa nungguin angkot lama banget ngetemnya. Kesel!" Ningrum mulai mengomel.
"Udah jangan cemberut pagi-pagi. Nih ada pia dibawain sama Bu Pia," kata Asti lagi.