Koma memang sedang dialami Vano, walau dia masih bisa mendengar dengan jelas percakapan semua orang di sekelilingnya. Dia tahu ada Angel yang menjadi dokter pribadinya. Angel memang seseorang di masa lalu yang pernah melukainya begitu dalam. Dia juga tahu gadis itu menyesal dan bertahan sejauh ini berharap dirinya akan memaafkan.
Bagi Vano akan mudah kalau dia ingin kembali pada Angel. Gadis itu pasti akan dengan senang hati menerimanya. Masalahnya dia tidak ingin. Dendam itu mungkin sudah tidak ada lagi, tapi dia tak akan pernah bisa lupa. Anggaplah itu memang cinta monyet karena kejadiannya sudah sangat lama di SMA, tapi kenangannya mungkin akan terjaga seumur hidup.
Vano justru jadi sosok yang dingin pada wanita karena ini. Dia hanya menganggap wanita tak akan pernah layak untuk diperjuangkan. Dia hanya menganggap wanita ada untuk dimanfaatkan saja. Dinding yang dia bangun begitu kokoh dan tinggi. Hingga semuanya berubah setelah dia menemukan Lexa tentu saja.