***
Arkhano menarik kepalanya dari ceruk leher Aletta. Pria itu tertegun. Saking senangnya sampai tak mampu berkata-kata. Hanya napas memburu saja yang bisa mewakili bagaimana gugupnya dia saat ini.
"Kamu mendengarkan aku, kan?" Aletta bertanya, mengalungkan lengan pada lehernya, memegang tangannya yang merengkuh tubuh Aletta dengan lembut. "Aku ingin menghabiskan waktu dan menua bersamamu. Sampai rambut kita memutih bersama, sampai napas terakhirku berhenti untuk selamanya. Aku ingin melewati setiap detailnya bersamamu."
Buliran bening jatuh tepat di ceruk leher Aletta, membuatnya langsung menoleh sepenuhnya pada Arkhano. Pria itu menangis dengan bibir yang terbuka, seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak bisa.
"Arkhano, kamu menangis?" tanya Aletta khawatir.
Pria itu mengangguk berkali-kali. Dia membalikkan tubuh Aletta menghadapnya dan memeluknya dengan erat. Mendekapnya dengan tangis yang bercampur dengan tawa.