Adel akan melangkah meninggalkan ruang tengah, namun Ryan menahan tangannya.
"Del, bicaralah padaku. Jangan diam seperti ini, aku jadi merasa bersalah dan menyesal dengan apa yang terjadi. Semua ini salahku juga, maafkan aku karna mengabaikan panggilan telepon itu. Aku benar-benar tidak tau tapi malah menyalahkan kamu, maaf atas semua tindakan bodohku ini. Maaf Del, maaf," ucap Ryan pada sang istri.
Adel menghela nafas panjang, ia tidak tau harus berkata apa. Perasaannya sudah hancur, kehormatannya juga sudah rusak. Semua yang terjadi hari itu benar-benar menyakitkan untuk Adel. Rasa trauma yang dulu Ryan hilangkan, kini berganti menjadi rasa lelah dan muak untuk kehidupan yang ia jalani. Jika bukan karna anak dalam kandungannya, Adel pasti memilih tiada.
"Lupakan saja, aku tidak apa. Aku mau ke kamar," jawab Adel dengan tatapan datarnya.