Chereads / Perfect Marriage : The CEO's Scandal / Chapter 6 - The story begin

Chapter 6 - The story begin

Dengan rambut yang belum sepenuhnya kering Crystal menatap selembar kertas yang sudah berisi banyak sekali pasal-pasal yang tertera di atasnya. Dihadapan Crystal saat ini sudah berdiri Reagan dan Jarvis, sahabat sekaligus orang kepercayaannya.

"Kau bisa membaca semua isi perjanjian itu terlebih dahulu, setelah itu bubuhkan tanda tanganmu di bagian bawah lantas kita pergi ke kantor catatan sipil untuk menikah," ucap Reagan tegas tanpa bantahan, ekspresi wajahnya tidak berubah saat bicara padahal saat ini dia sedang membicarakan sebuah pernikahan yang notabene harus dibicarakan dengan sangat matang dan penuh pertimbangan.

Crystal mengalihkan pandangannya dari surat perjanjian yang ada di hadapannya pada Reagan. "Kita akan menikah hari ini juga?"

"Pernikahan kontrak lebih tepatnya, bukan pernikahan yang normal pada umumnya," jawab Reagan tegas. "Pernikahan yang akan kita jalani tidak ubahnya seperti sebuah kerjasama yang saling menguntungkan antara dirimu dan diriku, masing-masing dari kita akan mendapatkan keuntungan besar dalam pernikahan pura-pura ini."

Crystal meremas jemarinya yang saat ini berada di atas pahanya dengan kuat, dadanya terasa sangat sesak mendengar perkataan Reagan yang sangat tidak masuk akal itu. Mana mungkin ada pernikahan kontrak yang saling menguntungkan?

"Aku akan memberikan jaminan kesehatan, kemewahan serta keamanan untukmu. Kau masih ingat dengan orang-orang dari striptis club itu, bukan? Jangan lupa jika saat ini kau sedang menjadi buronan mereka dan saat ini hanya aku satu-satunya orang yang bisa memberikan perlindungan padamu atas kejaran mereka," imbuh Reagan kembali dengan nada suara yang begitu angkuh, Reagan sengaja membawa orang-orang dari stiptis club untuk menekan psikis Crystal. Dan rencana Reagan berhasil, pasalnya saat ini wajah Crystal terlihat begitu tegang ketika Reagan membicarakan orang-orang dari striptis club itu kembali.

Crystal menelan ludahnya dengan susah payah. "Lantas apa keuntungan yang akan kau dapatkan dari pernikahan pura-pura ini? Maksudku dalam pernikahan pura-pura ini tidak akan ada hubungan normal seperti pasangan suami istri diluar sana, bukan?"

Reagan menyeringai lebar. "Tidur bersama maksudmu?"

Wajah Crystal langsung merah padam. Sebagai seorang gadis polos yang belum tersentuh dengan dunia orang dewasa, kalimat yang baru diucapkan Reagan terdengar begitu vulgar di telinganya.

"Tidak akan ada kontak fisik apapun diantara kita berdua," jelas Reagan kembali. "Hubungan pernikahan kita benar-benar murni sebuah hubungan bisnis antara dirimu dan diriku, dalam hubungan bisnis tentu harus dibarengi dengan sikap yang profesional, bukan? karena itulah kau tidak usah khawatir. Kau dan aku tetap memiliki kebebasan individu yang tidak mengikat satu sama lain atau dengan kata lain apapun yang aku lakukan kau tidak berhak melarang atau memprotesnya begitupun sebaliknya. Aku tidak akan campur tangan dalam semua pergaulanmu, kau bebas berteman dengan siapapun ataupun melakukan apapun, asalkan kau bisa menjaga nama baik keluargaku yang akan segera tersemat dibelakang namamu begitu kita menikah."

Kalimat yang baru diucapkan Reagan adalah kalimat terpanjang tanpa jeda yang Crystal dengar, butuh usaha yang cukup serius untuk memproses kata demi kata yang terucap dari bibir lelaki itu.

"Semua penjelasan lebih detail tertulis dalam surat kontrak kita, jadi kau tidak perlu memikirkannya sampai sedalam itu," ucap Reagan sambil tersenyum geli, perubahan raut wajah Crystal yang terlihat begitu serius itu membuat Reagan tidak tahan untuk bicara. "Yang perlu kau lakukan saat ini adalah segera membubuhkan tanda tanganmu dibawah tulisan namamu, Crystal Richard."

"K-kau tahu nama panjangku?" tanya Crystal kaget.

"Tentu saja aku tahu, tadi malam aku sudah mengurus semua barang-barangmu di rumah atap yang mirip kendang ayam itu," jawab Reagan dengan kejam. "Aku sudah mengamankan beberapa surat-surat berharga milikmu beserta tabunganmu yang ada di bawah bantal itu."

Wajah Crystal kembali terasa panas karena malu, dia tidak menduga jika akan ada orang yang tahu dimana dia menyimpan uang-uang berharga miliknya selama ini. Sebuah metode kuno yang mungkin hanya dilakukan oleh Crystal seorang dimasa yang sudah modern seperti saat ini.

"Selama kita terikat dalam hubungan pernikahan aku akan memberikan imbalan padamu berupa uang yang bisa kau anggap sebagai gaji, jadi kau tidak perlu lagi bekerja seperti sebelumnya. Yang perlu kau lakukan adalah menjalankan tugasmu sebagai istri pura-puraku dengan baik, menjaga perjanjian kita supaya tidak bocor pada siapapun. Karena ada bayaran mahal yang harus kau berikan padaku jika sampai perjanjian kita diketahui orang lain," ucap Reagan kembali setengah mengancam.

"Aku akan menjaga rahasia ini baik-baik, tapi…"

"Tidak ada kata TAPI dalam perjanjian kita, Crystal!!"

Crystal tersentak, peringatan keras yang baru saja Reagan berikan membuatnya kaget.

"Aku sudah mencantumkan semua hal yang boleh dan tidak boleh kau lakukan selama masa kontrak pernikahan kita di dalam surat perjanjian itu jadi kau tidak perlu lagi bertanya padaku apa-apa saja yang boleh kau lakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan." Reagan kembali bicara dengan tegas. "Sekarang yang perlu kau lakukan adalah segera menandatangani surat perjanjian itu dan bersiap ikut aku ke kantor catatan sipil, sore ini kita akan segera kembali ke London."

"London?"

"Rumahku ada di London dan karena kau akan segera menjadi istriku maka kau juga ikut denganku pindah ke London," ucap Reagan kembali.

Seluruh kata-kata yang ingin Crystal ucapkan tertahan di tenggorokan, berbicara dengan orang seperti Reagan sungguh membuatnya kehilangan kemampuan untuk bicara. Laki-laki yang sudah menyelamatkan hidupnya ini benar-benar sulit dimengerti.

Karena Reagan terus menatapnya tanpa berkedip, Crystal pun segera meraih pulpen yang sudah disiapkan oleh Jarvis yang sejak tadi hanya menjadi penonton setia. Lelaki berkacamata itu sama sekali tidak membuka bibirnya selama Reagan dan Crystal bicara.

Sebuah senyuman seringan bulu muncul di bibir Reagan saat melihat Crystal menandatangani surat perjanjian yang dibuatnya secara mendadak itu.

"Giliran anda Tuan." Jarvis bicara dengan begitu sopan saat menyodorkan surat perjanjian yang baru saja ditandatangani Crystal kearah Reagan.

Dengan segera Reagan pun membubuhkan tanda tangannya diatas kolom kosong yang bertuliskan namanya, tanda tangan yang dibuat Reagan begitu indah dan tegas berbanding terbalik dengan tanda tangan milik Crystal yang terlihat sedikit terputus-putus di beberapa bagian.

"Sekarang kita bisa pergi ke kantor catatan sipil," ucap Jarvis kembali sembari menyimpan surat perjanjian pernikahan yang baru saja ditandatangani Reagan dan Crystal ke dalam sebuah koper berwarna hitam yang sejak tadi sudah disiapkan.

Reagan langsung mengulurkan tangannya pada Crystal. "Ayo kita menikah," ujarnya tanpa ragu.

Kedua mata coklat Crystal menatap nanar ke arah tangan Reagan yang terulur kepadanya, Crystal terlihat ragu dan bingung. Crystal tahu jika apa yang baru saja dia lakukan adalah tindakan bodoh, namun disisi lain Crystal tidak bisa berbuat apa-apa. Perlindungan dan jaminan keamanan yang dijanjikan Reagan membuatnya langsung menandatangani surat perjanjian itu tanpa berpikir dua kali, Crystal tidak mau jika sampai dirinya harus benar-benar berakhir di striptis club mengerikan itu. Crystal tidak mau membuat mendiang ibunya kembali bersedih diatas sana jika harus melihatnya berakhir di dunia mengerikan semacam itu.

Setelah menghilangkan jauh-jauh keraguannya, Crystal lantas menerima uluran tangan Reagan yang dingin dan keras itu. Dengan jantung berdetak kencang Crystal mencengkram tangan sang penyelamatnya, tangan laki-laki yang akan segera menjadi suaminya. Suami sementaranya.

Jarvis segera mengulurkan tangannya kedepan, mempersilahkan Reagan dan Crystal untuk keluar terlebih dahulu menuju mobil yang sudah menunggu mereka di depan pintu. Dunia Crystal benar-benar berubah 180 derajat dalam satu malam, sebuah dunia yang sama sekali tidak berani Crystal mimpikan sejak mimpinya dihancurkan oleh seorang wanita yang memporak-porandakan kehidupan bahagianya tujuh tahun yang lalu.

Karena Jarvis menghabiskan setengah umurnya di kota Melbourne, Reagan mempercayakan semua urusan pernikahannya dengan Crystal kepada sahabat baiknya itu. Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, akhirnya mobil yang dikendarai Jarvis tiba di depan kantor catatan sipil tempat dimana Reagan dan Crystal akan mengesahkan pernikahan pura-pura mereka dimata hukum yang berlaku di Australia.

"Untukmu." Reagan mengulurkan sebuah kotak persegi berwarna hitam pada Crystal tepat disaat Jarvis turun dari mobil.

Crystal menatap kotak dari beludru itu dengan bingung. "Untukku?"

"Hadiah ulang tahun kedelapan belas tahunmu," ujar Reagan pelan, Reagan akhirnya mengatakan alasannya memberikan hadiah itu pada Crystal. "Aku sudah melihat data dirimu tadi pagi dan dikertas itu tertera jika hari ini adalah hari lahirmu."

Kedua mata Crystal tiba-tiba terasa panas dan berat, setelah tujuh tahun berlalu akhirnya ada yang memberikan kado di hari ulang tahunnya. Seketika dada Crystal pun dipenuhi jutaan kupu-kupu yang berterbangan, perasaannya langsung bercampur aduk di dalam sana.

"Jangan menangis, ini hanya sebuah kado murah. Kau tidak perlu memberikan reaksi berlebihan seperti itu," ucap Reagan dingin. "Sekarang cepat ambil hadiah ini dan simpanlah di dalam bajumu, kita sudah ditunggu oleh petugas didalam. Aku tidak mau jika hakim di dalam sana mengira diriku sudah memaksamu untuk menikahiku."

Hello Reagan?

"Cepat ambil." Reagan menggerakan tangannya yang membawa kotak kado untuk Crystal di udara, memaksa Crystal untuk segera mengambil hadiah pemberiannya.

Dengan tangan gemetaran Crystal meraih kado pemberian Reagan.

"Cepat simpan dan turun," ucap Reagan kembali dengan tegas.

Crystal yang sedang kacau itu dengan segera menyimpan hadiah pemberian Reagan kedalam saku baju cantik pemberian Reagan sebelum akhirnya turun dengan tergesa-gesa menyusul Reagan yang sudah turun terlebih dahulu, Crystal langsung menyipitkan matanya karena silau. Sinar matahari pagi ini terasa begitu panas menerpa wajahnya yang terpoles dengan kecantikan alami.

Tanpa memberikan jeda pada Crystal, Reagan langsung meraih tangan Crystal dan menyeretnya secara paksa menaiki anak tangga menuju ruangan dimana saat ini sudah ada beberapa orang yang menunggu di dalam. Dibelakang Jarvis mengekor dengan patuh, meskipun tidak setuju dengan rencana Reagan namun pada akhirnya Jarvis harus pasrah saat sahabat sekaligus bosnya itu menikahi seorang gadis entah darimana hanya untuk membantu mengamankan posisinya sebagai ahli waris dari keluarga West yang saat ini sedang terancam.

***

"Kalian berdua sudah sah dimata hukum sebagai suami istri sekarang," ucap seorang hakim laki-laki dengan suara rendah. "Silahkan bubuhkan tanda tangan kalian berdua di atas akta pernikahan ini," ujarnya kembali.

Reagan-lah orang pertama yang langsung meraih pulpen pemberian sang hakim dan tanpa ragu mengukirkan tanda tangannya diatas akta pernikahannya dengan Crystal.

"Giliranmu." Reagan mengulurkan pulpen di tangannya pada Crystal yang sedang berdiri dengan perasaan kacau, menikah dengan seorang pria asing dihari ulang tahunnya yang kedelapan belas benar-benar sama sekali tidak pernah Crystal bayangkan sebelumnya.

"Crys…"

Crystal tersentak. "Ah iya."

Crystal meraih pulpen pemberian Reagan dan dengan segera membubuhkan tanda tangannya tepat di samping tanda tangan Reagan.

"Selamat atas pernikahan kalian berdua," ucap hakim itu kembali sembari mengulurkan tangannya ke arah Reagan dengan tulus.

"Terima kasih." Reagan meraih uluran tangan hakim itu dengan memasang senyum terbaiknya.

Lelaki paruh baya itu menganggukkan kepalanya dengan mata berbinar, setelah Reagan melepaskan tangannya dengan segera lelaki itu mengulurkan tangannya pada Crystal dan memberikan ucapan serupa. Crystal yang masih belum sepenuhnya menyadari perbuatannya dengan gugup membalas ucapan selamat itu dengan sebuah anggukan kecil, Crystal sadar jika dirinya tidak boleh berbuat kesalahan. Poin terakhir dalam surat perjanjian pernikahan yang diberikan oleh Reagan membuatnya takut, penalty jutaan dolar yang tertera jelas dalam isi poin perjanjian itu membuat Crystal harus berpikir dua kali.

Karena semua urusannya sudah selesai, Reagan lantas mengajak pengantinnya meninggalkan Jarvis yang sedang merapikan akta pernikahannya kedalam koper. Reagan baru menghentikan langkahnya begitu mereka tiba di depan pintu kantor catatan sipil. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, secara tiba-tiba Reagan menyelipkan benda dingin ke jari manis Crystal. Benda dengan satu berlian tunggal yang begitu indah itu kini terpasang sempurna di jari manis Crystal.

"Pernikahan harus disempurnakan dengan sebuah cincin dan aku harap kau menyukai cincin pernikahanmu," ucap Reagan pelan tanpa ekspresi.

"Indah sekali." Crystal bergumam lirih tanpa sadar, cincin berlian yang terpasang di jari manisnya sungguh membuat Crystal langsung naik kelas menjadi wanita sosialita.

Reagan tersenyum kecil. "Kau suka?"

Crystal mengangkat wajahnya, menatap kearah Reagan dengan mata berbinar. "Ini pasti sangat mahal," ucapnya serak.

Reagan terkekeh. "Aku bisa mengisi semua jarimu dengan cincin serupa jika kau mau."

"Tidak." Crystal menggeleng panik, kedua tangannya bergerak di udara menolak kegilaan Reagan. "Aku tidak mau."

"Haha..ok ok…kau tidak perlu sepanik itu, aku hanya bergurau," ucap Reagan tertawa geli. "Ayo kita masuk ke mobil, aku akan menjelaskan beberapa hal penting padamu terlebih dahulu sebelum kita pulang ke London. Aku ingin kau tampil sempurna di hadapan orang-orang itu, terutama di depan kakekku. Orang yang harus kau buat yakin dan percaya jika kita berdua benar-benar menikah karena cinta."

Bersambung