Chereads / Aflif dan Rahasia Agro / Chapter 11 - Saatnya Pertunjukan

Chapter 11 - Saatnya Pertunjukan

Angin berdesis-desis, seorang lelaki di atas pohon menyaksikan pertarungan antara Kaja dan tim Aflif. Dia bergumam sendiri, Menarik!

Kaja berdiri kini, energinya terlihat meluap-luap. Hana di belakangnya mencoba menakar kalau fluktuasi energi aura Kaja semakin membesar. Dia pun mengarahkan arloji poinnya, dia menekan tombol kecil dan mengarahkan hologramnya ke Kaja. Poin saling naik dan turun tanpa terlihat, hologram nilai poin menunjukkan angka acak hingga ribuan dan setiap angka berputar tak menentu.

Kaja mulai bergerak, Nagin dan rekan-rekannya waspada dan bersiap. Namun, Kaja tidak pergi ke meraka. Dia berbalik arah dan berjalan melewati para Guru dan Murid dari Perguruan Angin Timur yang masih terluka.

Guru dan murid perguruan melihat kearah Kaja berjalan, Kaja terus saja tanpa bicara dan mendekati Bajra yang kini terduduk penuh luka.

Kaja mengerakkan tangan kanannya ke tubuh Bajra, dia menyentuh bulu Bajra. Kaja mengeluarkan energi ke tangannya, namun segera terhenti karena Bajra menghentikannya.

"Cukup Kaja, Aku sudah lelah. Aku ingin istirahat, maukah kamu mengajakku berkeliling dunia dan menemanimu?"

Bagi Bajra, dia sudah lelah lari dari manusia yang mengejarnya, mereka ingin esensi atau core energinya untuk diserap dan meningkatkan kekuatan manusia. Dia lelah dan ingin selamanya bebas dan tak bersembunyi lagi.

Kaja kaget, Dia meneteskan airmata.

"Jadi…, Kau sudah paham yang harus dilakukan?" mata Bajra menatap mata Kaja.

Bajra menghulurkan kaki depannya, Kaja masih diam dan tangannya menghulur gemetaran. Tangan kanan Kaja menyentuh kaki depan Bajra. Energi mengalir disana, dua energi bertemu.

"Bergabung!"

Bajra dan Kaja sama-sama mengatakannya. Dan, keduanya dilingkupi energi yang menyilaukan mata, Bajra menghilang dan tergantikan energi sebesar biji buah dan bercahaya, bola cahaya itu pun tepat melayang di depan Kaja, dan masuk menembus tubuh Kaja.

Bagi Kaja, tenaga berlimpah ini tentu saja harus dipadatkan dengan baik, dan dalam satu waktu, dia sudah menerima dua kekuatan besar. Groot dan Bajra, menyatukan energi dengannya, mereka mempercayakan tanggungjawab besar pada Kaja. Kaja memikul tanggungjawab kini, dia harus kuat dan menjadi pelindung.

HIAAAT!

Kaja berteriak dan energi berpendar dari tubuhnya, lalu energi itu seolah menyebar dan menyebabkan fluktuasi energi di sekitarnya.

"Cukup pemandangannya, serang bocah itu segera!"

Nagin sempat terpaku, namun dia segera memberi perintah.

Sanji dengan kecepatannya melewati banyak orang dan tendangan energi meluap mengarah ke arah Kaja.

Kaja melihat gerakan itu terlihat sangat lambat, dan dia menghindarinya dengan cepat dengan menggeser tubuhnya. Sanji melewatinya, dan…

BOOOM!

Kaja menjatuhkan Sanji ke bawah dan Sanji menghantam tanah. Sanji mengerang, Kaja hendak menendang sekali lagi kearah Sanji, namun Mora datang dengan tombaknya, Kaja menghindari sabetan tombak dengan mundur cepat ke belakang. Sando datang dari arah berhadapan dengan Mora, Kaja menghindarinya dengan memundurkan kepalanya ke belakang. Kaja bergeser lagi, Raka datang dengan menghunuskan pedangnya.

Kaja memegang tombak Mora dan meraihnya dan menangkis sabetan pedang Raka.

Sembari itu Sando melihat celah dan melancarkan pukulannya pada Kaja yang masih menghalau tombak dan pedang.

BOOOM!

Sayang, ketika pukulan Raka hampir mencapai Kaja, Kaja sudah meliuk lebih dulu dan matanya mengawasi Raka. Bukannya pukulan Raka yang mengenai Kaja, namun tangan kanan Kaja lebih dulu berada di depan wajahnya, Kaja meliuk dan meletakkan tangan kanannya di wajah Raka dan melempar Raka ke belakang jauh hingga membentur pohon besar.

BRAAAK!

Sangat keras hingga pepohonan berguncang hebat, batang kayu terlihat membekas dan serpihan kayu semburat menyebar kemana-mana.

Semua mata kaget.

Kaja melepaskan cengkeraman tangannya pada wajah Raka, dan Raka sempurna jatuh terduduk dan tak sadarkan diri.

Kaja berbalik, Dua orang Mora dan Sando terlihat kaget dengan gerakan cepat Kaja. Nagin mendekati Mora dan Sando dan bersiap kembali.

"Serang bersama!" Nagin memberi isyarat kepada Mora dan Sando, keduanya menunduk tanda paham.

Mora kembali menyerang, tombak runcingnya menerobos dan menghujam berkali-kali, gesit dan mematikan dan ujung tombaknya pun dipenuhi energi. Kaja menghindarinya, matanya juga Nampak waspada. Dari atas, Sando mengayunkan pedangnya tepat diarah Kaja berdiri, Kaja menghindar dan menggeser tubuhnya, dia meliuk cepat.

Nagin melihat ada kesempatan tepat menghancurkan Kaja. Saat Kaja menghindar menyamping, Nagin mengerahkan seluruh energinya, pukulan Nagin tepat menghadang Kaja.

Kaja juga melihat gerakan itu, Kaja pun melepaskan pukulannya dan energi besar pun bertabrakan.

BLAAAM! BLAAM!

Semua orang di sekitar mereka hanya bisa berdecak kagum karena pertempuran dahsyat itu. Kaja terpental ke belakang, begitupun Nagin.

Kaja menajamkan matanya lagi dan melihat peluang, Sando masih terlihat lengah. Kaja langsung menghentakkan kaki kirinya dan meluncur kearah Sando. Sando melihat hal itu, dan hendak mengayunkan pedangnya untuk menghadang.

Terlambat! Pukulan Kaja sudah lebih dulu mendarat di perut Sando. Sando merasa kesakitan, perutnya terasa terbakar. Dia meringis menahan sakit. Dia hendak menggerakkan tangannya yang memegang pedang, terlambat lagi, tendangan energi Kaja sudah menghantam lehernya.

BRUUKK!

Sando terlempar jauh dan terseret ditanah, pukulan dan tendangan itu membuatnya tak sadarkan diri dan meringkuk tak berdaya di atas tanah.

"Bagaimana Nagin?" Mora merasa ragu karena bocah di hadapannya, kini sudah seolah berbeda level dengan saat awal mereka bertarung.

"Salurkan energimu," Nagin memerintah Mora.

Mora meletakkan tombaknya, dia bergerak ke belakang Nagin. Dia menghulurkan kedua tangannya ke punggung Nagin.

Nagin merasakan energi masuk ke tubuhnya. Nagin harus mati-matian kini, dia tak percaya dirinya bisa dihina bocah tersebut. Nagin menghulurkan tangan kanannya, energi dahsyat berpendar-pendar di kepalan tangan Nagin.

Semua orang dapat merasakan energi yang dahsyat itu, mereka tahu kalau serangan tersebut sangat berbahaya dan merupakan energi puncah Nagin.

Kaja paham, dia pun bersiap dan mengarahkan tangan kanannya ke semping. Fluktuasi energi kecil juga terkumpul di ujung jari Kaja. Saatnya mengeluarkan jurus yang diajarkan Kakek. Bola energi kecil berpendar-pendar menyilaukan mata di ujung tangan kaja, tangan Kaja membuka dan energi itu semakin terang.

Kaja merasakan bahwa tenaga energi dari Jupiter Wind semakin padat karena energinya kini melimpah karena Groot dan Bajra menyalurkan energi mereka padanya.

"Ombak Api!"

Nagin merangsek ke depan, gelombang energi mengelilingi Nagin. Ada ombak demi ombak yang menggulung di sekitar Nagin seperti ombak air di lautan. Gelombang itu semakin besar dan mengarah pada Kaja.

Kaja tak lagi takut, dia harus siap menghadapi apapun di depannya, sekarang dia harus berani dan lebih kuat untuk melindungi orang lain.

Kaja menyongsong Nagin, dengan segenap kekuatannya, dengan segenap kesungguhannya. Dia berlari tanpa takut lagi, Dia merasa yakin bisa menghadapi serangan itu karena Groot dan Bajra mempercayai dirinya.

"Jupiter Wind!"

Kaja berhenti dan melemparkan bola energi itu, Nagin kaget karena energi Kaja dilepaskan dengan cepat menuju arahnya yang melesat. Tak ada kesempatan selain menghadang dengan energinya.

BOOOM! BOOOM! BOOOM!