Chereads / Aflif dan Rahasia Agro / Chapter 4 - Mulai Latihan yang Mengejutkan

Chapter 4 - Mulai Latihan yang Mengejutkan

Kakek Noran mematikan TV-nya dan tak peduli dengan Kaja yang masih terlihat takjub akan pertandingan tersebut. Mata Kaja bahkan saking sukanya dengan pertandingan itu, dia tak berkedip dan sangat takjub dengan pertempuran yang hebat tersebut. Tidak bagi Noran, itu hal biasa baginya.

Selama ini, dia sudah menyembunyikan semuanya pada Kaja. Noran pun menghembuskan napasnya perlahan. Sudah waktunya dia harus berpisah dengan Kaja. Kaja harus meniti jalannya sendiri. Dan, Noran tidak bisa terus bersamanya. Ada sesuatu yang akan dipahaminya dengan berjalannya waktu dan semakin besar kekuatannya nanti.

"Ikuti aku Kaja! Aku akan mengajarimu sesuatu yang paling penting dalam hidupmu, ini akan menjadi bekal selama hidupmu," kakek Noran tersenyum pada Kaja, itu adalah senyuman terindah yang pernah Kaja lihat. Mungkin saja, Noran merasakan bahwa itu adalah pertemuan terakhir mereka dan mungkin mereka akan sangat lama berpisah setelah hari ini.

Kaja berpikir kalau Kakeknya akan mengajari Alkemis tingkat lainnya lagi atau obat baru, sayangnya Kaja salah. Saat melangkah meninggalkan Rumah dan meninggalkan pelataran rumah yang luas itu, Noran berhenti dan Kaja pun berhenti tepat di belakangnya.

"Kaja! Ikuti aku, jangan teralihkan dan fokus mengikuti aku! Ingat, jika kau tak bisa mengikuti di belakangku, Kau akan menyesal!"

Ada aura yang muncul dari tubuh Noran, energinya meluap, Apa Ini? Kaja kaget, seolah ini pertama kalinya Kakeknya bicara serius sekali. Angin hembusan energi bahkan sangat kuat hendak mementalkan tubuh Kaja.

"MULAI!"

Noran berteriak dan angin di sekitarnya seolah air mengalir, dia terlihat berlari dengan cepat. Kaja mengikutinya dan mencoba berlari, entah kenapa dia bisa terus mengejar Kakeknya. Selama ini, dia memang setiap hari berlari sebagai hukuman, tapi itu berlari biasa. Kali ini, Dia berlari sangat cepat dan tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Noran semakin cepat, Kaja pun tak mau tertinggal. Semakin cepat! Cepat dan cepat. Noran bahkan seolah seperti kilat dan meliuk menghindari pepohonan lebat. Kaja pun konsentrasi, matanya terlihat jernih bercahaya. Kaja menghindari pepohonan meskipun beberapa kali hendak menabrak tapi dia kemudian fokus dan akhirnya bisa menstabilkan tubuh dan kecepatannya.

Mereka bahkan kini sangat cepat seperti dua kilatan petir yang berkejaran. Terus berlari, sesekali menendang pohon dan beralih ke pohon lain untuk memberikan tekanan agar lebih cepat. Kaja mengikuti semua gerakan Noran Kakeknya, dia baru sadar bahwa dirinya menjadi sosok yang luar biasa dan tak bisa dibayangkannya.

Noran tiba-tiba berhenti di tepian danau yang luas, di atasnya ada air terjun yang deras dan tinggi sekali. Noran tersenyum saat menyadari Kaja bisa mengikutinya dengan baik.

"Itu adalah pelajaran pertama, Kau menguasai teknik Wind Speed."

Kaja menjadi heran, dia sedikit menahan napasnya karena masih terlihat sedikit lelah. Kaja segera mengatur napasnya dan memulihkan dirinya dengan Teknik pengobatan dan pemurnian jiwa.

Noran sebenarnya sedikit terkejut dengan kemampuan cucunya itu, namun kini menjadi yakin bahwa dia telah menjadi seorang guru yang hebat. Dia sendiri belum pernah memiliki murid, dan untuk Kaja ..., dia terpaksa melakukan ini, rahasia yang pelik sedang disimpannya sendirian.

Semalam, tanpa diketahui Kaja. Noran telah membuka kunci dalam diri Kaja yang itu akan membuat Kaja bisa mengeksplore semua kemampuannya yang selama ini dikunci oleh Noran. Sehingga, seolah Kaja hanya manusia biasa yang tak bisa membuahkan hasil dari latihannya setiap hari. Selain itu, Noran juga mengalirkan energi auranya kepada Kaja sehingga Kaja memiliki yang lebih besar kini.

"Pelajaran Kedua, Lihat Aku dan konsentrasi!"

Noran melangkahkan kaki kanannya di air di pinggiran danau itu, gelombang riak air terjun terlihat namun Noran tetap menaruh kaki kanannya di atas air. Kaja sedikit khawatir, Kakek, air danau ini sangatlah dalam. Tapi, Kaja diam tak bersuara.

Keajaiban terjadi, Noran tetap terjaga dengan kaki kanannya menempel di air di susul kaki kirinya dan melangkah biasa saja di air. Kaja terkejut luar biasa, matanya keheranan membulat. Ini luar biasa.

Noran melangkah dengan santai dan kedua tangannya bersedekap hingga ke tengah danau, tepat sekitar 10 meter sebelum air terjun yang deras itu.

"Kaja! Percayalah dan lakukan seperti Kakek, kau hanya perlu konsentrasi dan meringankan tubuhmu!"

Kaja tak peduli lagi, dia konsentrasi. Selama ini, dia yakin sepenuhnya pada kakeknya, apapun itu. Kaja memusatkan energi di hatinya, membuat gerakan meringankan tubuhnya. Keajaiban pun terjadi dia melangkah meskipun awalnya agak goyang namun akhirnya dia menstabilkan tubuhnya dan mendekati kakeknya, dia berjalan di atas air, Kaja kagum luar biasa.

Amazing!

Noran kembali tersenyum, Sesuai harapannya, anak ini punya bakat besar.

"Kaja, kau sudah menguasai Soul Balancing, kau bisa berkembang lebih besar nantinya. Kini, pelajaran ketiga, perhatikan kakekmu ini baik-baik."

Noran sedikit memajukan kaki kanannya di atas air, memundurkan sedikit kaki kirinya. Sedikit menunduk untuk memperoleh keseimbangan, air di sekitar kaki Noran pun bereaksi, seolah riak berputar seperti ada angin tekanan menyebar. Dan... Wuuusssshhhh!

Kaja kaget, matanya membesar. Dia benar-benar tak percaya, dia melihat Kakeknya terbang melompat ke atas langit meninggalkannya dan melewati air terjun dan mendarat dengan indah di tebing atas di dekat air terjun.

Belum sempat hilang kekagetannya, Noran sudah berteriak dari atas air terjun, "Kaja! Lakukanlah!"

Kakek benar-benar gila! Benar-benar gila! Ternyata dia menyembunyikan kemampuan sehebat ini?

Kaja berkonsentrasi, energinya meluap ada kebahagiaan dan rasa takjub bercampur, dia memusatkan energi di ujung kaki-kakinya dan… "Terbaaaangggg!" Kaja berteriak dan dia benar-benar terbang melompat sangat tinggi, bahkan saking semangatnya dia sadar bahwa dia sudah melewati kakeknya, dan melompat dengan sangat tinggi hingga tak bisa menstabilkan tubuhnya sendiri.

"Sial! Oh Tuhan!" Noran tertawa terkekeh melihat Kaja mendekap pohon tinggi di atas air terjun, dia menabrak pohon karena lompatannya terlalu tinggi. Dasar bocah!

Kaja menggaruk kepalanya dan melompat turun, dia turun dengan mudah dan menapak tanah di dekat Kakeknya berada.

"Kaja, inilah latihanmu selama ini. Setiap hari yang kamu lakukan sesungguhnya adalah latihan, mulai dari mengambil air hingga seluruh hukuman adalah latihanmu. Penyiksaan yang kamu alami selama 10 tahun adalah penggemblengan dirimu untuk meraih takdirmu."

"Kakek!" Kaja baru menyadari sekarang, meski curiga tapi Kaja tak pernah protes sekalipun. Setiap hari harus mengambil air dari mata air di atas gunung, alasannya hanya dengan air itu Kakeknya selalu segar. Setiap hari menerima hukuman, push up, lari. Dan, siang harinya belajar pengobatan, semuanya adalah untuk menempanya.

Kaja menekuk satu lututnya, membungkung, airmatanya menetes. Jadi, selama ini Kakek bukanlah orang yang kejam. Dia hanya melatihku.

"Bangunlah Kaja, bangunlah dan jadilah pria sejati!" Noran membantu cucunya itu bangun. Kaja pun bangun.