Narendra pun menyusul Zoya ke dalam kamar. "Sayang, kenapa sih? Kata-kata aku ada yang salah?" Tanya Narendra sambil duduk di samping Zoya.
"Aku kan lagi sakit hati, jadi kamu nggak usah ngomongin tentang laki-laki. Aku benci!"
"Oh karena itu? Maaf ya!"
Zoya masih sakit hati dengan Dhafin, makanya ia tidak ingin membicarakan tentang masa depannya bersama laki-laki siapapun itu.
"Aku benci laki-laki!"
"Benci sama Dhafin boleh, tapi jangan semua laki-laki kamu benci. Karena yang di samping kamu ini juga kan laki-laki."
"Iya, aku juga benci sama yang di samping aku." Canda Zoya.
Narendra mengernyitkan keningnya, lalu bertanya. "Benci kenapa?"
"Nggak tau, benci aja!"
Narendra memaklumi Zoya yang berkata seperti itu, ia tidak yakin kalau Zoya benar membencinya.
"Benci itu benar-benar cinta ya?!" Canda Narendra.
"Apaan sih!?"
"Yaudah, aku diam aja deh. Karena aku dibenci." Ucap Narendra.
"Kan hari ini mau anterin aku dan keluargaku arisan?!"
