"Karena nggak ada pilihan lain, Mas. Semangat aku udah hilang."
"Masih ada aku, Zoya! Walau aku nggak bisa menggantikan posisi Dhafin di hati kamu, tapi aku akan selalu menebarkan semangat untuk kamu."
"Nggak Mas, Nggak! Aku tetap menginginkan Dhafin." Tekan Zoya.
Narendra kembali mendekatinya, lalu ia berkata. "Hei, kamu masih punya orang tua dan kedua adik yang sayang banget sama kamu. Kamu lupa ya kalau kamu ingin sekali membahagiakan mereka, kamu mau kerja keras untuk mereka, kamu mau berjuang untuk mereka. Kamu lupa itu? Kalau kamu sedih sampai berlarut-larut, lalu kamu mencoba menyakiti diri kamu, kamu berarti nggak sayang sama mereka. Kamu membiarkan mereka bersedih, mereka akan menangisi kamu. Kamu nggak kasihan sama keluarga kamu?"
Zoya terdiam mendengar ucapan Narendra, ucapan itu cukup menyentuh hatinya.
"Kamu sayang nggak sama keluarga kamu?" Tanya Narendra.
"Sayang."
