Langkah Pak Hasim terburu buru menuju halaman rumahnya setelah mendegar Vina menelpon untuk menjaga Kodi di rumah sakit. Laras yang baru saja pulang sekolah melihat ayahnya terburu buru mencoba menegur ayahnya.
"Ayah mau kemana.. kok buru buru" sapa Laras pada ayahnya. Pak Hasim menatap putrinya dengan binggung dia harus jawab apa pada Laras.
"Ayah mau kerumah sakit!! kamu baik baik saja di sini" sahut Pak Hasim dengan mengambil kunci motor.
"Tunggu!!! emangnya siapa yang sakit ?" tanya Laras lagi.
"Anaknya Bu Vina.. dia di rawat rumah sakit sekarang" jawab Pak Hasim pelan.
"Apa !!! Kodi masuk rumah sakit .. tunggu yah.. Laras ikut!" ucap Laras dengan cepat menganti bajunya.
Pak Hasim hanya terdiam ketika melihat putrinya ikut, dan setelah mengamtikan bajunya mereka berangkat.
Lamunan pikiran Laras begitu jauh memikirkan Kodi , setelah kemarin dia bertemu dengan Ali menjelaskan perihal Stepi yang kini bukan manusia lagi kepada Ali. Kini Kodi ada dalam bahaya menghantui segala pikiranya, tak terasa air mata Laras terjatuh kala tau Kodi masuk rumah sakit. Tidak terasa mereka sudah tiba dirumah sakit Laras dan juga Pak Hasim turun dari motor dan menuju ruang rumah sakit tempat mereka menginap.
Terlihat tubuh Kodi menggunakan selang di mulutnya, wajahnya juga pucat dan terlihat begitu menyedihkan.Pak Hasim keluar membeli air mineral sedangkan Laras memegang tangan Kodi yang lemah dan tak berdaya.
"Mestinya loe dengar ucapan goe Kod..goe udah bilang jangan dekatin Vanessa tapi loe malah pacaran!! loe ngak pernah ngerti perasaan goe seperti apa pada loe ! loe malah pergi dan milih Vanessa...!! Kodi hiduplah demi nyokap loe.. dan teman teman mu!!"kata Laras dengan sedih sambil memegang tangan Kodi.
******
Vina melaju kan mobilnya menuju alamat yang ditulis dokter Hardi, tanpa memikirkan perutnya yang lapar dia terus mengemudi mobilnya menuju sebuah dusun perkampungan yang agak lumayan jauh dari rumah sakit.
Vina melihat hari sudah memasuki sore hari dan dia baru sampai ,dan melihat ada sebuah alamat yang dia tuju sudah dihadapanyan. Dengan sedikit kebingungan dia mengambil roti dan meminum air kemasan yang baru saja dia beli, dan bertanya pada para warga setempat tentang alamat tersebut dan akhirnya Vina menemukan sebuah rumah yang agak terlihat kono dan sudah tua di hadapanya. Vina pun berdiri mengetuk beberapa kali pintunya dan keluarlah seorang wanita tua yang berusia 60 tahun dengan wajah yang keriput menatap Vina dengan binggung.
"Maaf , apakah ini benar Desa Kambang Sari dan rumah ini adalah Rt 10 dan milik dari Siti Aminah" tanya Vina pada wanita tua itu.
"Iya.... masuklah!! " ucap wanita tua itu.
Vina pun masuk meskipun hatinya sudah mulai gugup melihat expresi dingin dari wanita tua itu, meskipun menyambutnya dengan ramah. Rumah itu sangat tua mungkin usianya sudah ratusan tahun dan desainya klasik semua serba kayu yang menggunakan kayu jati yang kokoh berserta mejanya, terlihat juga berjejeran foto lama bahkan lukisan silsilah keluarga itu. Vina mengerutkan keningnya dan melihat wanita tua itu membawa secangkir teh dan kue basah menghidangkan pada Vina.
"Anda pasti dari perjalanan jauh ya!! minum lah teh ini untuk menghangatkan badan mu " kata wanita tua itu dan meletakan diatas meja.
"Terimakasih atas perjamuanya bu! oh iya ini rumah Siti Aminah lalu andan sendiri siapa? perkenalkan saya Vina dari Bandung kebetulan saya hanya beberapa bulan saja baru pindah ke Kalimantan" sahut Vina dan membuat wanita tua itu tersenyum dengan kaku dan cukup membuat Vina sedikit ketakutan.
"Sama sama, Siti Aminah itu rumah nenek saya, saya ini putrinya bernama Sarkiah , panggilan saya disini nenek Sarki . Berarti anda sendiri sangat berpendidikan orangnya kalau dilihat dari segi berbicara" puji Sarkiah terhadap Vina.
"Tidak juga Nenek Sarki.. Oh iya tujuan saya kemari ada hal penting yang ingin ku bicarakan, kebetulan alamat anda saya dapatkan dari Dokter Hardi dan ini mengenai penyakit tentang putra saya" Vina berkata secara langsung dia tidak ingin membuang buang waktunya mengingat kondisi Kodi yang sudah tidak sadarkan diri.
"Dokter Hardi... Hardi... ya...saya ingat dia adalah sahabat putri saya dulunya ... tidak menyangka dia adalah dokter sekarang, lantas ada apa dengan penyakit putri anda" tanya Sarkiah dengan heran.
"Dia mengalami pembekuan jantung dan ini sangat langka Dokter Hardi juga menyarankan saya untuk datang kesini" jawab Vina.
Seketika wajah Sarkiah menjadi sedih dan terlihat meneteskan air mata mengingat putri satu satunya meninggal.
"Kenapa nenek sedih" tanya Vina sambil meminum tehnya yang sangat nikmat dan aroma melati dalam teh tersebut membuatnya meminum tehnya sampai habis tanpa sadar.
"Bukan apa apa, hanya saja saya sedih karena mengingat putriku bernama Ainun yang mengalami penyakit serupa , dia adalah teman Hardi waktu kecil, saya juga tidak menyangka kondisinya begitu ketika bertemu dengan seseorang dan sempat hilang beberapa hari membuatnya mengalami penyakit aneh, bahkan saya sudah kesana kemari untuk menyembuhkanya.! hingga ada seseorang yang sangat misterius memgatakan bahwa putri saya mengalami penyakit yang ada hubunganya dengan masalalu. Awalnya saya tidak percaya tapi sekarang saya percaya ! sebab dia tertidur sangat lama karena rohnya berada di alam lain untuk menyelesaikan masalahnya di waktu masalalu.
"Apa yang membuat nenek percaya penyakit putri anda ada hubunganya dengan masalalu " tanya Vina dengan serius.