Chereads / Aku hapus ya, maaf semua. Next novel baru / Chapter 10 - 20. Menjadi Buronan

Chapter 10 - 20. Menjadi Buronan

Di istana, semua orang tengah panik mendengar kabar bahwa para tahanan kerajaan telah kabur dibebaskan seseorang. Mereka khawatir akan ada orang jahat yang akan berbuat onar, maka dari itu semua warga disuruh berdiam dirumah dan mengunci semua pintu dan jendela.

Jenderal Zou bersama pasukannya berpencar diseluruh penjuru istana, tapi tidak ada satupun tahanan yang tertangkap.

"Bagaimana ini Jenderal? Para tahanan itu telah kabur," panik salah satu prajurit.

Jenderal tampan itu berpikir sejenak, "Tutup semua pintu akses keluar dan masuk, siapkan kuda dan kita akan berangkat keluar istana!" Perintah Jenderal.

Semua prajurit menanggapi dengan serius, segera melaksanakan apa yang di perintahkan tuannya, "Laksanakan Jenderal!"

Wajah Zou begitu marah, ia yakin pasti gadis pembuat onar itu lah penyebabnya. Lihat saja, ia akan menangkap dan menghukum gadis itu seberat beratnya jika terbukti bersalah.

Semua prajurit dan utusan istana menyebar selembaran wajah para tahanan yang kabur. Warga yang masih diluar pedesaan dan rumah, di peringati untuk segera pulang. Kecuali di pasar, orang orang tidak perduli soal berita itu dan malah asik berbelanja sesuka hati mereka.

Zou datang dan melihat interaksi rakyat negeri-nya, Zou tak bisa berbuat apa apa jika mereka tak mau menurut, karena nyatanya akan percuma. Ia hanya berharap tidak akan terjadi apa apa, tapi sepertinya tidak untuk Zeanly.

Gadis itu berada di pasar yang sama sendirian, ia kabur dari tiga serangkai pelangi. Malas, itulah yang dia rasakan ketika bersama mereka. Sambil memakan buah apel di tangannya, Zeanly menyimak pembicaraan pembicaraan gadis gadis desa di pasar tersebut.

"Aku dengar tahanan istana setengahnya kabur, apa kita pulang sekarang saja?" Bisik mereka.

"Tidak perlu di perdulikan, aku yakin penjahat juga tidak akan berani keluar, mereka pasti sekarang ini sibuk bersembunyi atau mungkin menyamar," bisik yang lainnya.

Zeanly yang tak sengaja mendengar hal itu terhenti sesaat, ia memikirkan ulahnya beberapa waktu lalu yang membebaskan semua tahanan.

"Sial, gara gara gue ini pasti," ia merutuki kebodohannya sendiri.

Zeanly berjalan menyusuri jalanan pasar, tak sengaja matanya melihat keberadaan Jenderal tampan yang pernah menangkapnya.

"Shit! Si ganteng ngapain lagi ada disitu? Kalau gini caranya gue harus kabur sebelum ketangkep," ucap Zeanly pelan dan hendak kabur.

Salah satu prajurit yang mengenalnya segera menunjuk Zeanly dan berteriak pada kawan kawannya, "Itu dia tahanan istana!" Teriaknya.

Otomatis semua orang menatap ke arahnya, orang mengira yang dimaksud prajurit itu adalah pria dewasa berpenampilan sangar disampingnya. Semua orang mencekal pria kekar itu, sedangkan Zeanly segera menghindar sebelum orang orang sadar.

Zou melihat Zeanly yang kabur, ia merintahkan bawahannya untuk melerai kesalah pahaman itu, sedangkan dirinya akan mengejar Zeanly.

"Urus semua ini, biar aku yang mengejar gadis itu!" Ujarnya lalu pergi bersamaan di angguki para bawahannya.

Zou berlari mengejar Zeanly. Tak akan ia biarkan gadis itu lolos lagi, lihat saja. Zeanly yang merasa dia di ikuti, menoleh ke belakang, "Shit!" Umpatnya, saat melihat Zou mengejarnya.

"Goblok! Ngapain ngejar gue si!" Zeanly panik.

Gadis itu tancab gas berlari kencang, sebelum dirinya tertangkap lagi oleh orang orang istana itu. Melewati jembatan dan peternakan kambing, Zou agak kesusahan sekarang mencari keberadaan Zeanly.

"Sial, dimana dia?" Monolog Zou kehilangan jejak.

Saat dimana Zou berhenti mengejar di dekat sumur peternak susu kambing, disitu pulak ada Zeanly yang bersembunyi di samping kandang kambing bersama kambing kambing yang lain. Kambing itu menatap Zeanly keheranan, sedangkan Zeanly berkata shut pada kambing kambing itu dengan isyarat telunjuk.

Seakan mengerti kode dari Zeanly. Kambing itu malah bersuara makin kencang, membuat Zou menoleh ke arah kandang kambing dan mulai curiga.

Zeanly yang mendengar langkah kaki, ia merutuk kambing kambing itu. Bisa bisanya mereka tidak bisa menjaga rahasia, lihat saja dendam Zeanly nanti. Sekarang dirinya harus sibuk panik, bagaimana caranya dia kabur tanpa ketahuan.

Zou berjalan semakin dekat dengan kediaman Zeanly. Pria itu menatap curiga ke arah kandang kambing, dua langkah lagi dia akan sampai di kandang tersebut, seseorang mengagetkannya dari arah lain.

"Tuan Jenderal!"

Zou terkejut dan hampir saja melayangkan pedangnya dari dalam sarung. Orang itu hampir saja mati karena mengagetkan seorang Jenderal yang liar dan peka.

"Siapa kau?" Tanya Zou pada orang itu.

"Saya pekerja di peternakan kambing disini, tuan Jenderal sedang apa disini? Disini sangatlah bau kotoran kambing, tuan akan tercium tidak enak saat pulang ke kerajaan," ungkap orang itu.

Zou berpikir, benar juga yang dikatakan orang asing itu. Ia harus menjaga bau tubuhnya agar tidak memalukan dirinya sendiri, "Ouh baiklah, apa kau melihat seorang gadis pendek berlari ke arah sini?" Tanya Zou pada orang itu.

"Gadis? Maaf tuan, tapi saya pastikan tidak akan ada yang tahan diam di tempat ini selain pekerja sini," jawab orang itu.

Zou mengangguk membenarkan, dirinya juga sebenarnya terpaksa menutup hidup sedari tadi. Ya, dari tadi dia menutup hidungnya sendiri menahan bau busuk disini.

"Kalau begitu, kabari istana jika kau melihat gadis yang ku sebutkan," ucap Zou segera di angguki patuh orang tersebut.

Jenderal Zou berjalan pergi meningkalkan tempat, ia masih melihat mengawasi kanan kiri mengira orang yang dia cari siapa tahu ada disini. Setelah memastikan Zou pergi, orang asing itu mengode gadis yang bersembunyi untuk keluar.

Zeanly perlahan keluar dari persembunyian, dia berterimakasih pada orang itu karena mau membantunya.

"Makasi bro, kalau gak ada lo kagak tahu lagi gue sekarang," ujar Zeanly berjabat tangan dengan orang itu.

"Bro?" Orang itu tak mengerti.

"Iya, pokoknya makasi," jawab Zeanly diangguki bingung oleh orang tersebut.

"Sama sama, kalau begitu mana bayaran saya?"

Zeanly hampir saja lupa, dia mengeluarkan kanton kecil di saku hanbok lusuhnya. Mengeluarkan dua koin emas pada orang itu.

"Nih! Kalau gitu gue pergi dulu, inget! Jangan cepu," ucap Zeanly.

"Hoahh terimakasih Nonna. Anda baik sekali," kata orang itu.

Setelah memberikan bayaran pada pekerja itu, Zeanly segera berlari pergi khawatir Zou akan kembali lagi ke tempat ini. Pekerja ternak kambing itu pun kembali ke aktifitasnya semula mengembala kambing kambing.

Zeanly sudah ada di di dekat danau, ia ceritanya akan pergi jauh dari tempat ini dan mencari kerajaan lain saja untuk menemukan penasihat kerajaan. Jika dia masih berada disini, percuma karena nama nya sudah jelek dan pasti dia akan masuk penjara.

Di dermaga, banyak orang dengan barang barangnya hendak pergi juga. Zeanly menghitung koinnya, ia tak tahu pasti berapa harga naik kapal untuk ke seberang danau yang seperti bendungan ini.

Sekiranya dia menghitung jumlah koin, seorang anak preman mengambil kilat kantong koin milik Zeanly dan membawanya kabur.

"Woi! Mau dibawa kemana duit gue!" Teriak Zeanly sangat kencang.

Anak itu berlari sangat cepat, tak mungkin bukan jika Zeanly biarkan? Dia hendak mengejar anak tengil itu, baru beberapa langkah dia berlari bajunya sudah ditarik cepat seseorang dari belakang.

"Mau kemana lagi kamu, hemm?"

Zeanly menoleh dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa itu, "Ehehe … Hallo?" Zeanly say hi pada Zou.

Zou menemukannya, sial. Bisa tamat riwayat hidupnya kalau begini. Duh, apa yang harus Zeanly lakukan sekarang?

"Bi-Bisa lepas dulu gak?" Tanya Zeanly merasa ia terlalu dekat dengan Zou.

Zou yang tak mengerti malah berpikir Zeanly akan kabur lagi, segera pria itu mengunci tangan Zeanly dan meng kretek-an tulangnya.

"Anjing! Sakit cok!" Umpat Zeanly merasa linu dan mati rasa sekaligus.