Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

AOZORA

🇮🇩NESCPL
--
chs / week
--
NOT RATINGS
21.3k
Views
Synopsis
/Di larang post. Buku ini tidak terkontrak oleh platform manapun./ "Wah, apa yang telah terjadi? Bola berhasil di hentikan. Siapakah dia?" Salah satu komentar berbicara. Suasana berubah ramai. "Berhasil. Kita harus dapat mencetak angka." Teriakan keras dari kapten tim Teiko. Setter kemudian memberikan umpan cepat kepada Ace mereka. Dua middle blocker lawan mencoba untuk menghadang. Tetapi sayang sekali mereka terlambat saat melompat. Bola akhirnya berhasil jatuh ke bawah daerah lawan. "Dia adalah Shuichi Takao. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko." Teman komentarnya kemudian menjawab. "Sungguh hebat bisa menghentikan servis mematikan milik Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan." Komentator di pertandingan voli memberikan pujian kepada Takao. Pertandingan berakhir. Skor 2-1. Tim voli putra dari sekolah Teiko berhasil mempertahankan juara pertama untuk ke lima belas kalinya. Satu minggu setelah turnamen winter cup. Para pemain mendapatkan gelar dengan posisi mereka. Shuichi Takao mendapatkan gelar sebagai Libero terbaik di Jepang tingkat SMP. Musim telah berganti. Shuichi Takao berdiri di depan bangunan sekolah. Setelah lulus dari SMP, Teiko kemudian melanjutkan sekolahnya. "Ini dia." Takao kemudian berjalan masuk. SMA Howaitoiguru. Sekolah itu yang akan menjadi tempat belajarnya di SMA. Setelah meninggalkan kelas kemudian Takao melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga voli. Saat tiba di sana, betapa terkejutnya Takao melihat gedung olahraga voli putra yang kotor dan tidak terurus. Tetapi berbeda dengan yang berada di samping. Ruangan tim voli putri terlihat bersih bahkan lantai papannya mengkilap. "Selamat siang." Takao menyapa murid putri yang sedang berlatih dan melambaikan tangannya. "Siapa kamu?" Seorang gadis yang berambut pendek serta wajah yang menakutkan bertanya dan menghampiri Takao. Dia berjalan dengan membawa bola voli. "Aku adalah murid kelas satu yang ingin menjadi anggota tim voli." "Kamu ingin menjadi anggota tim voli di sekolah ini?" "Benar. Apakah kalian tahu di mana para anggota lainnya?" Takao menganggukkan kepala perlahan. Semua gadis yang berada di sana kemudian tertawa. Takao tidak mengerti kenapa mereka mentertawakan pertanyaannya. Seorang guru yang melihatnya kemudian mendekati Takao. "Sekolah kita tidak memiliki anggota tim voli putra. Selain murid kelas tiga lolos dan tidak ada lagi yang menjadi anggota voli putra. Bahkan anggaran untuk tim voli putra akan dialihkan untuk tim voli putri." Takao sangat terkejut setelah mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau tim voli putra sekolah Howaitoiguru akan di bubarkan. Seorang guru menatap Takao. Dia sudah mengetahui dan mendengar mengenai Takao saat masih SMP. Firasatnya mengatakan kalau tim voli putra akan mengalami kejayaan kembali. "Tolong jangan ambil uangku." Anak itu memohon agar uangnya di kembalikan. Tetapi mereka tidak mengembalikan tapi justru tertawa. Takao kemudian berjalan menghampiri mereka. "Apa yang sedang kalian lakukan?" "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku." "Hei tunggu. Bukankah kamu yang duduk di belakangku?" Seorang dari mereka mengatakannya. Takao kemudian teringat saat pertama kali duduk di bangkunya. Dia melihat ada beberapa orang yang berwajah menakutkan duduk di depan, belakang, sisi kanan, dan kiri. "Kamu?" Takao menunjukkan pemuda itu dengan jari telunjuknya. "Akhirnya kamu sudah ingat. Jangan ikut campur dengan urusan kami kalau tidak ingin badanmu menjadi terluka." Pemuda itu mengancam. Sebuah senyuman menghiasi wajah Takao. Dia kemudian mengambil handphonenya yang tersimpan sebuah video perbuatan sekelompok teman kelasnya. Seperti sudah menemukan berita yang baik. Takao menyukai voli. Dia akan melakukan apapun asal bisa bermain voli kembali. Anggota tim voli putra yang terdiri dari anak nakal paling di takuti seluruh siswa. Bukankah ini akan menjadi tantangan tersendiri.
VIEW MORE

Chapter 1 - Penghargaan Sebagai Libero Terbaik

"Ini dia Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan. Dia akan melakukan servis andalannya. Apakah bisa mencetak angka?"

"Benar. Servis Heiji memang sangat hebat. Bahkan di takuti oleh para pemain tim lawan."

Komentator di pertandingan Voli saling mengatakan pendapatnya. Bola terbang ke udara. Heiji melompat tinggi kemudian memukul bola itu dengan keras. Seketika bola terbang sangat cepat. Tidak lama seorang pemain lawan menerima servis itu lalu tersenyum lebar.

"Wah, apa yang telah terjadi? Bola berhasil di hentikan. Siapakah dia?"

Salah satu komentar bertanya. Suasana berubah menjadi ramai.

"Berhasil. Kita harus dapat mencetak angka."

Teriakan keras dari kapten tim Teiko. Setter kemudian memberikan umpan cepat kepada Ace mereka. Dua middle blocker lawan mencoba untuk menghadang. Tetapi sayang sekali mereka terlambat saat melompat. Bola akhirnya berhasil jatuh ke bawah daerah lawan.

"Dia adalah Shuichi Takao. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko."

Teman komentarnya kemudian menjawab.

"Sungguh hebat bisa menghentikan servis mematikan milik Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan."

Komentator di pertandingan voli memberikan pujian kepada Takao.

"Maju..Maju...Teiko!"

Terdengar suara penyemangat dari pendukung team Teiko. Outside Hitter melakukan servis biasa ke arah lawan. Bola kemudian diterima baik oleh Setter lawan.

"Bagus. Formasi runtuh. Bola kesempatan."

Kapten tim Teiko berbicara kepada teman timnya.

"Tidak akan aku biarkan menjadi bola kesempatan."

Ace dari tim Teitan mengatakannya. Dia melompat tinggi lalu meregangkan tangan . Heiji ingin melakukan smash. Setter mereka kemudian bersiap untuk mengumpan bola.

"Heiji akan melakukan smash. Mampukah tim voli putra sekolah Teiko menerima smash itu?"

Komentator berbicara dan suasana berubah kembali tegang. Setelah di pukul bola kemudian terbang cepat.

"Boam."

Terdengar suara pantulan bola ke dua tangan. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko menerima bola itu. Tubuhnya terpental kebelakang. Walaupun begitu dia berhasil menyelamatkan bola dan memberikan tepat kepada Setter.

"Nice receiver."

Rey yang merupakan setter dari Tim sekolah Teiko memuji Takao. Dia lalu mengumpan bola kepada Furuya. Seorang Outside Hitter di tim mereka. Furuya memukul bola kemudian di hadang dua middle blocker tim lawan. Bola terpantul keras sehingga keluar lapangan.

"Wah, block out. Pukulan dari Furuya yang merupakan Outside Hitter tim sekolah Teiko cukup keras. Siapa yang akan memenangkan pertandingan? Tim voli putra sekolah Teiko ataukah Teitan?"

"Ternyata tim mereka sungguh kuat. Ace, Outside Hitter, dan Libero mereka juga hebat.

Pertandingan berakhir. Skor 2-1. Tim voli putra dari sekolah Teiko berhasil mempertahankan juara pertama untuk ke lima belas kalinya. Satu minggu setelah turnamen winter cup. Para pemain mendapatkan gelar dengan posisi mereka. Shuichi Takao mendapatkan gelar sebagai Libero terbaik di Jepang tingkat SMP. Sedangkan tim voli putra sekolah Teiko juga menjadi yang tebaik. Musim telah berganti. Shuichi Takao berdiri di depan bangunan sekolah. Setelah lulus dari SMP, Teiko kemudian melanjutkan sekolahnya.

"Ini dia."

Takao kemudian berjalan masuk. SMA Howaitoiguru. Sekolah itu yang akan menjadi tempat belajarnya di SMA. Pidato penerimaan siswa baru. Banyak siswa yang menguap kantuk karena mendengar pidato yang lama. Mereka merasa bosan berdiri di sana. Berbeda sekali dengan Takao. Dia terlihat sangat bersemangat. Bisa dikatakan hanya sebagian kecil yang menikmati pidato itu. Tidak lama kemudian pertemuan murid baru berakhir. Seluruh murid telah membubarkan barisan. Takao duduk di tengah. Tubuhnya berkeringat. Teman yang duduk di depan, belakang, sisi kanan maupun kiri terlihat menyeramkan. Mereka semua adalah murid yang seharusnya naik kelas dua. Bisa dikatakan seniornya. Selama pelajaran Takao tidak berkonsentrasi. Bel istirahat berbunyi. Takao menghela nafas. Akhirnya bisa keluar dari kelas. Dia kemudian berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan pergi.

"Seramnya. Aku takut."

Setelah meninggalkan kelas kemudian Takao melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga voli. Saat tiba di sana, betapa terkejutnya Takao melihat gedung olahraga voli putra yang kotor dan tidak terurus. Tetapi berbeda dengan yang berada di samping. Ruangan tim voli putri terlihat bersih bahkan lantai papannya mengkilap.

"Selamat siang."

Takao menyapa murid putri yang sedang berlatih dan melambaikan tangannya.

"Siapa kamu?"

Seorang gadis yang berambut pendek serta wajah yang menakutkan bertanya dan menghampiri Takao. Dia berjalan dengan membawa bola voli.

"Aku adalah murid kelas satu yang ingin menjadi anggota tim voli."

"Kamu ingin menjadi anggota tim voli di sekolah ini?"

"Benar. Apakah kalian tahu di mana para anggota lainnya?"

Takao menganggukkan kepala perlahan. Semua gadis yang berada di sana kemudian tertawa. Takao tidak mengerti kenapa mereka mentertawakan pertanyaannya. Seorang guru yang melihatnya kemudian mendekati Takao.

"Sekolah kita tidak memiliki anggota tim voli putra. Selain murid kelas tiga lolos dan tidak ada lagi yang menjadi anggota voli putra. Bahkan anggaran untuk tim voli putra akan dialihkan untuk tim voli putri."

Sepertinya guru itu adalah pelatih tim voli putri. Takao sangat terkejut setelah mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau tim voli putra sekolah Howaitoiguru akan di bubarkan.

"Padahal tim voli putra sekolah ini dulu pernah menjadi juara pertama dan mengikuti kejuaraan nasional."

Guru menatap Takao. Dia sudah mengetahui dan mendengar mengenai Takao saat masih SMP. Firasatnya mengatakan kalau tim voli putra akan mengalami kejayaan kembali. Karena itu dia ingin melihat apa yang akan di lakukan oleh Takao untuk menghidupkan kembali tim yang sudah tidak anggotanya.

"Aku mohon permisi."

Takao membungkukkan badannya kemudian pergi. Dia berjalan cepat dengan memasang ekspresi wajah yang sedih. Takao kemudian duduk di taman sekolah. Dia masih tidak mempercayai ucapan dari guru tadi. Tapi jika perkataan itu benar berarti Takao melakukan sesuatu. Sampai sekarang dia masih ingin bermain voli.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Takao menutup wajahnya dengan dua tangan kemudian melihat ke atas. Lima belas menit telah berlalu. Selama itu juga Takao masih duduk di taman.

"Aku harus membuat poster."

Segera Takao menulis pencarian anggota baru tim voli pada sebuah kertas. Nantinya tulisan itu akan di buat lembaran poster. Takao akan memulai pekerjaannya setelah selesai pulang ke sekolah. Bel masuk berbunyi. Takao masih menulis di kertasnya. Dia akan berjuang agar bisa bermain di tim voli bersama dengan teman tim lain. Ini pertama kali dia harus bersusah payah. Padahal saat SMP Teiko dia hanya berlatih dengan anggota tim yang hebat. Tidak pernah ada ketakutan tidak bisa bermain voli. Mendengar bel pulang kemudian Takao segera pergi. Dia berlari menuju tempat percetakan.

"Akhirnya aku sudah sampai."

Dengan nafas tidak beraturan Takao masuk ke dalam. Seorang petugas percetakan kemudian menghampirinya.