Seorang anak laki-laki membuka mata dan mendapati dirinya terbaring di sebuah ruangan serba putih. Aroma obat langsung menusuk hidungnya. Matanya sekilas menangkap dirinya berada di sebuah ruangan serba putih yang penuh berbagai alat-alat medis. Dia mengerjapkan mata sekali lagi, berusaha menghalau ribuan kunang‐kunang yang berterbangan di dalam kepala. Dia memalingkan wajah ke arah wanita berseragam putih yang nyaris tanpa ekspresi.
"Aku di mana?" Si anak laki-laki itu merasa terombang‐ambing di udara. "Kenapa aku bisa ada di sini?"
Wanita berseragam putih itu menyuntikan sesuatu ke lengan si anak laki-laki, membuat kepalanya kembali berkunang‐kunang, setelah itu semuanya berubah gelap.
Seorang wanita berwajah tegas masuk ke ruangan itu ketika Mahesa telah pingsan. Dia menghampiri dokter tanpa ekspresi dan melihat diagram tubuh si anak laki-laki itu di layar dan mencoba mencocokan dengan tabel tabulasinya.
"Bagaimana?" tanya wanita berwajah tegas ketika sampai di ranjang Mahesa. "Sudah dihapus kenangannya?"
Dokter tanpa ekspresi itu mengangguk. "Tapi sepertinya serum ini nggak bisa menghapus semua kenangan yang dimiliki anak ini, dia mempunyai imun yang kuat terhadap pengaruh serum. Anak ini bisa mengingat beberapa potongan kenangan yang nggak bisa dihapus."
"Apa nggak bisa dimodifikasi kenangan itu?"
"Kami sedang memperlajarinya lebih lanjut," sang dokter melanjutkan. "Anak ini sebenarnya berasal dari distrik mana, Profesor Gayatri?"
Profesor Gayatri tak menjawab, dia kembali melihat diagram tubuh si anak laki-laki di layar. "Pastikan anak ini nggak bisa mengingat terlalu banyak kenangan masa lalunya. Apa kamu bisa menjamin itu, Manda?"
Dokter Manda mengangguk. "Aku pastikan selama berada di Baruna, dia nggak bisa mengingat kenangannya terlalu banyak."
"Bagus." Profesor Gayatri menepuk bahu Dokter Manda. "Kamu memang bisa diandalkan."
Dokter Manda kembali mengangguk. Dokter tanpa ekspresi itu kembali menekan sebuah panel di hadapannya. Sebuah kepulan asap berwarna hijau langsung membungkus tubuh si anak laki-laki itu.