" O-tanjoubi Omedetou, Hinata-chan!"
Begitu yang mereka serukan pada Hinata saat ia keluar dari kamarnya di pagi tanggal 27 di bulan Desember.
Mereka. Ayah Hinata—Hiash—dan adik perempuan Hinata—Hanabi—juga sepupu laki-laki Hinata—Neji—serta teman-teman Hinata, seperti Shino, Kiba, Naruto, Sasuke, Shikamaru, Ino, Couji, dan Karin.
" Arigatou Gozaimasu, Minna-san." Begitu Hinata membalas ucapan dari keluarga dan sahabatnya.
Lalu selayaknya ulang tahun pada umumnya, mereka pun melakukan ritual yang sama. Menyanyikan selamat ulang tahun, meniup lilin dan memakan kue serta memberi hadiah.
Kiba menghampiri Hinata dan memeluknya. "Aku sayang Hinata, semoga bahagia," katanya.
Hinata tersenyum. "Terima kasih,"
Naruto mencibir, "Dia tak membawa hadiah, makanya dia sok manis begitu ucapannya,"
"Mengambil kesempatan dengan memeluk pula. Che!" Shino ikut-ikutan.
" Mendokusai," Shikamaru dan frasa favoritnya.
Sasuke mendengus. Ino cekikikan, sementara Karin sedari tadi meperinSasuke.
Hiashi dan Neji tetap dengan sikap tenang mereka yang melegenda. Sementara Hanabi, Hyuuga paling ekspresif selayaknya Obito dari Klan Uchiha sedang berebut kue dengan Couji.
Toneri benar-benar pergi ke Nara untuk melihat rusa bersama Hinata. Mereka pergi di sore hari. Toneri sendiri yang meminta izin Hiashi melalui pesawat telepon.
"Hinata suka?"
"Hmm, sangat." Hinata tak melepaskan pandangan matanya pada rusa-rusa yang indah.
"Selamat ulang tahun, Hime."
Hinata tak lagi memusatkan kedua netranya pada rusa-rusa itu. Mata cerahnya berbinar memandang Toneri.
" Arigatou," katanya kemudian. Pipinya memerah lagi.
"Kamu manis sekali, Shitakaalin Mahila," puji Toneri, dan ia sungguh-sungguh.
Bukan hanya pipinya, kini seluruh wajahnya ikut memerah juga.
Toneri tertawa kecil lalu mendekap Hinata. Hangat, begitu pikir mereka.
Hinata dibawa Toneri ke salah satu kafe terbaik di Nara. Memberikan hadiah berupa syal berwarna hijau pada Hinata dan berkata bahwa ia sendiri yang merajutnya untuk Hinata. Hinata pun terkesan dan mengakui kalau hadiah dari Toneri adalah favoritnya.
"Aku tidak bisa menemanimu tahun baru nanti. Ada pekerjaan yang tak bisa kutinggalkan, digantikan juga tak bisa. Tapi, aku janji aku akan datang kepadamu pada tanggal tiga di tempat biasa pada pukul sepuluh pagi. Aku janji aku akan kembali menemuimu." Toneri berkata saat ia mengantar Hinata menuju stasiun kereta.
"Aku tidak membutuhkan janji Anda. Aku percaya Anda akan kembali," ucap Hinata.
Toneri mengecup dahi Hinata. "Aku akan merindukanmu,"
Hinata mengangguk. Lalu perlahan berjalan menjauhi Toneri memasuki kereta.
Pada tanggal 3 Januari, perut Hinata ditusuk ujung kaca cukup dalam. Darahnya banyak sekali mengalir hingga Hiashi panik setengah mati karena itu. Neji ia hubungi untuk menemani Hanabi di rumah sementara ia membawa Hinata ke rumah sakit dan tidak bisa pulang.
Sebenarnya hari ini ia akan bertemu Toneri sesuai jadwal. Namun, hingga malam Toneri tak kunjung datang. Hinata terus menanti, kabar pun tak Toneri berikan.
Segerombolan orang mendatanginya di bangku tempat biasa ia dan Toneri bertemu.
"Ootsutsuki Toneri tak akan datang. Bukankah lebih baik kau bersenang-senang bersama kami?" begitu kata salah satu pria berambut merah.
Sebenarnya tiga laki-laki yang mengerubunginya berambut merah semua, laki-laki berambut merah yang baru saja berbicara ini memiliki tato di dahinya yang bertuliskan cinta-ai-dengan huruf kanji.
Hinata tahu maksud bersenang-senang itu seperti apa. Dia bersikap tak acuh, tak ingin meladeni.
"Hey, Sasori! Dia manis tapi sombong ya," ucap pria berambut merah yang satunya lagi.
"Dan bodoh," imbuh pria berambut merah yang dipanggil Sasori tadi. "Nagato, ayo beri dia pelajaran menyenangkan!" Sasori memerintah. Sok bos memang, padahal bosnya Nagato.
Hiashi yang merasakan firasat buruk akan terjadi pada putri sulungnya, berniat menyusul.
Dan benar saja, saat dia sampai di tempat yang Hinata gambarkan, ia melihat pemandangan yang membuat emosinya tersulut. Putrinya yang berharga itu hampir digagahi tiga pria berambut merah.
Karena ada Hiashi mereka gagal melakukannya, sebagai gantinya, salah satu dari mereka menusuk perut Hinata dengan kaca.
Begitulah kronologisnya.
Namun, di mana Toneri?