Di belakang kelas kampus ada sebuah kantin yang riuh dan berisik. Wajah-wajah mahasiswa baru yang akan menggali dalam sumur ilmu pengetahuan. Saya melihat wajah-wajah mereka yang sibuk mencari teman-teman baru, dan cerita-cerita baru yang kelak akan mereka ceritakan pada generasi yang akan datang. Sebuah kopi hangat tertaru di meja saya dan tak lupa pula ucapan terima kasih saya berikan pada ibu kantin itu.

Saya selalu mengamati mereka, wajah-wajah baru yang asing bagi saya. Jujur saja, bukan muda bagi saya untuk bergaul dengan lingkungan baru atau berbaur dengan orang-orang baru.

Dan lama berselang seorang perempuan yang wajahnya tak asing bagi saya datang lalu duduk sebelah tempat duduk saya, ia adalah teman semasa SMA, hanya saja kita kurang akrab. Mungkin karena bertemu dalam lingkungan baru jadi kita sebisa mungkin untuk memulai percakapan layaknya seorang teman dekat.

Saya terdiam ketika dia menayangkan teman-teman dekat saya waktu SMA dahulu.

" Bagimana dengan mereka? Kok kalian sudah tak sama-sama lagi. " Tanya nya.

" Kita semua terpisah demi masa depan. " Jawab saya singkat.

" Persahabatan sejati itu layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya." Ucap nya sontak membuat saya terdiam bisu. Saya menatapnya sambil berkata " saya tidak akan menyesal karena sesuatu telah berlalu, tapi saya bahagia karena sesuatu itu pernah terjadi. "