Chereads / KEKASIH MAMA MUDA / Chapter 9 - BAB 09

Chapter 9 - BAB 09

Sesampainya di hotel, aku langsung menuju resepsionis untuk melakukan check-in dan Devan hanya mengekor saja tanpa bertanya lagi.

"Aku lagi pengen sendiri, kalau kamu mau disini nemenin aku gapapa tapi kalau mau pergi silahkan aku gak maksa" Aku lalu menghempaskan diriku di kasur yang telah tertata rapi

"Terus kalau aku disini, aku ngapain mbak?"

"Terserah kamu,pokoknya jangan ganggu aku"

aku lalu memeluk bantal dan menangis disana, tak peduli apa yang akan dilakukan Devan

Mungkin karena terlalu lelah menangis aku tertidur sampai saat membuka mata kucari sosok Devan ternyata tidak ada,mungkin dia sudah pulang

"Loh kamu gak pulang van?" aku terkejut melihat kehadirannya saat aku keluar dari kamar mandi

"Ya enggak lah mbak, masak aku ninggalin mbak sendirian, tadi aku habis nyari minum di kafe"

"Oh, kirain udah pulang" aku menghampiri Devan yang membawa kantong plastik berisi minuman

" Tenang aja ini buat mbak kok, tadi aku bawain biar fresh gak stress mbak"

Aku lalu mengambil minuman yang disodorkan Devan padaku, aku berpikir sejenak kira-kira Devan punya teman yang bisa diajak kencan buta gak ya, buat mamerin ke Mas Arfan kalau aku bisa dapat yang jauh lebih baik darinya

"Emm...Van aku mau tanya nih, tapi kamu jangan ketawa ya" ucapku malu

"Apaan mbak, udah langsung ngomong aja gapapa" Devan melangkah menghampiriku yang duduk di tepi kasur

"Kamu punya temen yang bisa diajak kencan enggak?" ucapku pelan

"Emang mbak nyari teman kencan?" Devan menatapku dengan alis berkerut

"Emm, iya kamu tau kan orang yang tadi ketemu di taman. Aku mau buktiin aja ke dia kalau aku juga bisa dapet yang lebih baik dari dia" ucapku berapi-api

"Oh, sama saya gak mau?"

"Uhuk-uhuk" aku tersedak minuman yang tadi di bawa Devan, hah yang benar saja cowok setampan dia mau diajakin kencan sama cewek yang umurnya jauh diatasnya

"Pelan-pelan aja mbak minumnya" Devan menepuk punggungku

"Habis kamu sih bikin mbak kaget aja, masak iya kamu mau jadi temen kencan mbak. Kamu kan ganteng Van emang gak malu kalau jalan sama mbak"

"Kalau saya yang mau gimana, ya terserah mereka bilang apa udah gak usah di dengerin" Devan mengedikkan bahu lalu merebahkan tubuhnya

"Terus sebagai gantinya mbak kasih apa ke kamu?" tanyaku menunduk menatap Devan karena posisiku yang masih duduk

"Entar aku pikir dulu mbak, untuk saat ini aku lagi gak butuh apa-apa" ucapnya santai

"Van, mbak mau tanya tapi kamu jangan marah ya"

"Apa lagi mbak, udah langsung tanya aja"

"Sekitar tiga hari yang lalu mbak kayak lihat kamu bawa maseratti, apa iya itu kamu?"

"Mbak salah lihat kali, aku kan kerjanya cuma jadi pelayan di Cafe mana mungkin bisa beli mobil" ucapnya, dan hal itu sukses membuat rasa penasaranku sirna

"Iya mungkin ya, Van udah sore nih kita balik yuk kasian Enza nanti nyariin" aku bangkit mengemasi barangku lalu Devan juga menyusul