Chereads / Destiny (True Love) / Chapter 3 - 3 - Gerald Berhasil

Chapter 3 - 3 - Gerald Berhasil

Sosok lelaki berambut cokelat gelap dengan netra biru lautnya itu baru saja terbangun setelah berhasil tidur dari insomnianya selama tiga hari belakangan ini. Terlalu banyak hal yang menjadi beban pikirannya, sampai-sampai, ingin tidur saja sulit.

Sudah lima tahun belakangan ini, Gerald mengalami insomnia parah. Yang terparah yaitu pada hari ini, sudah tiga hari tidak tidur, dan baru bisa bangun setelah entah beberapa jam dia berhasil tidur.

Namun, setelah dipikir-pikir, Gerald tidak begitu mengenali daerah tempatnya bangun saat ini. Entah berada di mana, Gerald hanya mendapati banyak pepohonan dengan jalanan rusak.

Mendadak hatinya berbunga-bunga, setelah akhirnya penantiannya selama ini berhasil dia dapatkan meski harus merelakan jam tidurnya lima tahun belakangan ini. Namun, untuk memastikannya lebih lanjut, Gerald bangkit dari tidurannya di tanah kotor kemudian berjalan menyusuri jalanan rusak dan berharap jika ada seorang yang dapat dia temui.

Hanya perlu berjalan dua puluh menit saja, tak lama Gerald mendapati seorang pria yang sedang berjualan di pinggir jalan. Dihampirinya sosok itu kemudian dengan senyum lebar, Gerald bertanya. "Boleh saya bertanya?"

Pria di depannya mengangguk ramah.

"Kalau boleh saya tahu, ini tahun berapa ya?"

Awalnya pria itu diam saja sambil mengerutkan alisnya. Mungkin merasa bingung kepada lelaki yang tiba-tiba datang dari hutan sambil menanyakan tahun. "2022, ada apa?"

Senyum Gerald semakin lebar saja. "Tidak apa, kalau begitu, saya pamit."

Setelah itu, Gerald benar-benar pergi dari sana untuk mencari tempat yang dapat dia singgahi meski sebentar saja. Untungnya, Gerald selalu membawa dompet kemanapun dia pergi, untuk itu, jika diperlukan suatu hal mendesak, dia tidak perlu khawatir lagi.

Kemudian, didapatinya sebuah kedai kopi yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sambil menghela napas lega, Gerald menyalakan ponselnya yang sedikit retak entah karena apa. Lelaki itu mencari satu kontak di sana kemudian mencoba mengiriminya sebuah pesan.

Gerald tidak pernah berpikir jika dia akan kembali ke tahun muda ini. Jika dipikir-pikir, mungkin kepergiannya terlalu jauh, Gerald sedikit khawatir untuk misinya.

Tak lama ponselnya berdering, menandakan satu pesan masuk ke dalam benda pipih itu.

Alexander

Kau benar-benar tiba? Aku sudah berada di kamarmu selama dua jam menunggumu kembali, tahu-tahu kau sudah di alam lain, huh?

Gerald mungkin terlihat seperti orang yang tidak waras karena tertawa sendiri sejak tadi. Rasanya sangat menyenangkan dan memuaskan.

Gerald

Bro, aku hanya kembali ke 6 tahun yang lalu untuk melakukan misiku, tolong jaga peranku di sana.

Alexander

Masa bodo dengan itu. Aku tidak mau menggantikan tugas-tugas beratmu, akan aku katakana yang sebenarnya pada ayah jika kau tidak kembali dalam dua bulan!

Gerald

Yang benar saja!

Tidak ada balasan lagi dari Alexander. Sepertinya lelaki itu benar-benar marah kepadanya. Biarlah, Gerald tidak akan memusingkan Alexander yang berada di sana, sedangkan dia memiliki misi penting di tahun 2022 ini.

Baik, akan Gerald jelaskan lebih lanjut.

Gerald adalah manusia dari masa depan, lebih tepatnya berasal dari tahun 2028 di masanya. Sudah lima tahun belakangan, lelaki itu berusaha memecahkan masalah dan membangun sebuah penemuan yang dapat membawanya ke masa lalu. Gerald ingin kembali untuk menyelamatkan belahan jiwanya.

Meski awalnya sudah sangat pesimis, apakah dia bisa kembali ke masa lalu, namun, jawabannya adalah keadaannya saat ini.

Gerald berhasil.

Namun, tidak bisa Gerald pungkiri jika dia benar-benar membutuhkan kehadiran Alexander, si teman menyebalkannya itu. Karena hanya dialah yang mampu mendeteksi keberadaan gadis itu, gadis yang sedang dicarinya.

Pada akhirnya, mau tidak mau Gerald menekan tombol memanggil kepada salah satu kontak yang rasanya ingin dia musnahkan saja dari muka bumi ini.

Tidak butuh waktu lama, suara menyebalkan itu terdengar di telinganya.

"Kenapa kau masih bisa meneleponku huh? Bukankah kita dalam perbedaan waktu yang jauh?"

Gerald tidak habis pikir lagi dengan Alexander.

"Kau tidak ingat? Sistem di tahun kita sudah canggih bung. Bukan hal yang sulit untuk menelepon meski dalam jangka waktu yang jauh,"

"Benar juga. Maaf kalau gitu,"

"Lacak keberadaannya. Aku perlu menemuinya setelah enam tahun aku tidak melihat wajah isteriku."

"Nanti ku kurimkan lewat pesan, aku ingin menghampiri ayahmu terlebih dahulu. Kau tidak tahu jika dia sudah marah-marah karena kepergian mendadakmu!"

Baru saja ingin membalas, tahu-tahu Alexander suadah mematikan panggilannya.

Sudah Gerald katakan bukan? Alexander sangat menyebalkan.

Jika bukan karena Alexander adalah satu-satunya orang yang bisa memahami keanehannya, mungkin Gerald tidak ingin berteman dengan lelaki itu.

Namun di balik itu semua, Alexander benar-benar orang kepercayaannya, yang sudah Gerald anggap sebagai saudaranya sendiri. Buktinya, tidak butuh waktu lama, Alexander berhasil melacak seorang yang dibutuhkannya kemudian mengirimnya lengkap dengan biodatanya.

Gerald ingin memberikan tepuk tangan meriah untuk Alexander.

Lelaki itu mengambil segelas kopi susunya, kemudian menyeruputnya sampai habis dengan cepat. Gerald tidak bisa membiarkan waktu berjalan begitu cepat sedangkan belum ada hal yang dapat dia hasilkan selama permenitnya.

Maka dari itu, Gerald menyempatkan diri untuk memesan taksi menuju lokasi yang baru saja diberitahu oleh Alexander.

Gerald benar-benar merindukan sosoknya, sosok yang sudah enam tahun ini tidak dia lihat wujud dan rupanya.

Meski Gerald sangat paham, jika gadis itu tidak akan mengingatnya, namun Gerald akan berusaha membawa gadis itu kembali kepadanya.

***

Sudah Gerald yakini, jika gadis muda itu benar-benar tidak mengingatnya.

Mustahil untuk mengingat Gerald yang berada dari masa depan, namun semua keadaan ini terasa berbeda.

Gerald tidak pernah menyangka jika kejadian masa lampau yang sudah dia lewati, ternyata akan berbeda dengan yang baru saja dia temui hari ini.

Gerald kira, dengan kembalinya dia ke masa lalu, maka Gerald akan menemui hidupnya dulu, sama persis.

Namun tidak. Semuanya berubah.

Terlebih ketika gadis itu berdiri bersama lelaki yang tidak pernah Gerald lihat di masa lampau. Gadis itu sudah memiliki masa depan, dan masa depannya bukanlah dia.

Yang dia pikirkan sekarang adalah, apakah dia bisa mengembalikan waktu seperti dahulu? Yang seharusnya terjadi dan bukan seperti sekarang ini.

"Kau adalah perempuanku dari masa depan Bella,"

Bahkan melihat wajah kebingungan gadis itu saja, dapat membuat Gerald kecewa setengah mati.

"Kau benar-benar tidak waras. Pergi dari rumahku!"

"Tapi, aku berkata yang sesungguhnya. Kau tidak ingin mendengar penjelasanku?"

Arabella bangkit berdiri, kemudian menarik lengannya untuk mengikuti langkahnya ke arah pintu keluar.

Bahkan Gerald diusir dari rumah Arabella.

Sungguh memalukan rasanya, harga diri dan hatinya terluka.

Jika saja Alexander ada di sini, teman menyebalkannya itu pasti akan menertawakannya.

Gerald membenci dirinya sendiri.

***