Alina menggeliat dalam tidurnya, kesadarannya sudah hampir pulih sepenuhnya. Namun matanya masih terpejam.
Perlahan ia membuka matanya. Dapat ia rasakan kini tubuhnya terasa pegal dimana-mana.
Alina menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Malu. Malu ketika mengingat akan keliaran dirinya semalam.
Tapi kenapa harus malu? Davidkan suaminya, dan hanya bersama David Alina berbuat seperti itu. Ah..., seharusnya Alina tidak malu lagi seperti ini.
Pandangannya ia alihkan tepat ke samping kirinya, ia melirik ke arah David yang masih terbaring di sebelahnya. "Masih tidur rupanya," gumam Alina pelan.
Alina akan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum David bangun. Namun tangannya di cekal dan ditarik kembali untuk berbaring di tempat tidur oleh David.
"Masih terlalu pagi, temani aku," ujar David dengan mata yang masih terpejam.