Apa aku di surga?
Tempat ini putih, bersih, dan tidak ada kecoa. Sepertinya aku memang di surga.
Tapi ...
Kenapa baunya berbeda? Aku mencium bau yang sulit kuingat. Langkahku pun melangkah maju. Semakin dalam aku menyusuri tempat ini. Seperti dalam ruangan. Tapi aku merasakan kedamaian angin yang berlalu.
Tiba-tiba ... langkahku terhenti. Kaki telanjangku menginjak sesuatu. Seperti cairan dan ... kucium bau anyir. Aku menunduk. Mataku terbelalak melihat apa yang menggenang di kakiku.
Darah.
Ya. Ini darah.
Saat kudongakkan kembali kepalaku. Aku ada di sebuah tebing jurang. Jika aku melangkah satu langkah lagi, aku akan terperosok ke jurang yang curam.
TIIINNN
Suara klakson berbunyi nyaring. Menggelegar hingga merasuk ke gendang telinga. Menyakitkan.
Kutengok ke belakang. Sorotan lampu jauh menyilaukan mata. Aku tak bisa melihat. Tapi ... kurasa aku akan terjatuh karena tertabrak mobil yang saat ini mengarah padaku.
"Aarggh!"
"Akh!" Kubuka mataku. Jantungku berdetak dengan cepat. Pandanganku mengabur. Kepalaku terasa pening.
Aku di mana?
Langit-langit ruangan. Ternyata hanya mimpi.
Bukan.
Itu bukan mimpi.
Kulihat kanan dan kiriku penuh dengan alat medis rumah sakit. Bahkan tanganku terasa berat hanya untuk memijat kening yang pening.
"Akhirnya ... dia sadar setelah tiga ratus hari mengalami koma."
Apa?
Koma?
Sebenarnya ... apa yang terjadi padaku?
***
Gaeess..
Cerita baru nih. Semoga kalian suka ya. Makasih udah baca My Perfect Destiny sampai usai. Semoga banyak hikmah yang kalian ambil dari cerita itu dan cerita ini nantinya. 🤭
Happy reading 😘