Kepala Jax berdengung karena mendengar kalimat kejam mereka yang tak beralasan maka itu ia hanya memilih untuk diam dan menatap ke arah pemeran protagonis utama, Garry, dengan tatapan yang kebingungan. Sementara Garry tidak bisa berhenti gemetar sejak pertama kali pisau milik Hank itu di letakkan di dalam tangannya.
Jax tidak tahu apa yang mendorong Garry, tapi ketika akhirnya Garry memalingkan tatapan kedua matanua dari pisau itu, sebuah kilatan mengerikan seakan ingin membunuh melintas di dalam kedua mata Garry, dan secara bergantian menatap ke arah pisau di tangannya dan ke arah Hank.
Jax hanya bisa berharap bahwa apapun yang ada di dalam pikiran Garry bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan keinginannya saja.
Namun, Jax terbukti salah hanya dalam beberapa detik berikutnya.
Ketika Hank dan para pasukannya sedang sibuk menatap dengan tajam ke arah sosok Garry yang menyedihkan, yang tidak berhenti bergetar sejak tadi seakan ia sedang berada di ruang osilator, ia melihat sesuatu melintas dari ujung matanya, kilatan dari pisau yang ditebaskan itu sendiri.
Bagi Jax, ketika ia melihat kilatan emosi ingin membunuh dari Garry, ia masih belum sembuh dan kembali normal dari keterkejutan yang baru saja ia terima setelah mendengar saran kejam yang diberikan oleh para narapidana lainya itu.
Maka, bahkan sebelum pikiran untuk menghentikan Garry benar-benar terbentuk di dalam kepalanya, Jax telah melihat Garry melompat ke arah Hank dengan pisau yang ditunjukkan ke arah jantungnya.
Semuanya terjadi dengan sangat cepat dalam hanya waktu beberapa detik, tapi kejadian penuh darah yang Jax pikir tidak mungkin terhindarkan, tidak terjadi sama sekali karena Hank menghindari serangan dari Garry dengan sangat cepat dan gesit sehingga membuat Garry hampir terjatuh ke tanah dengan wajah yang terjadi lebih dulu, karena dorongan besar yang ia gunakan untuk melompat ke arah Hank.
Namun, ia bisa dengan cepat kembali berdiri dengan seimbang sebelum berbalik untuk menghadap ke arah Hank dan mengayunkan pisau itu ke arah Hank lagi. Dan karena jarak yang ada di antara mereka jauh lebih dekat di bandingkan jarak pada penyerangan pertama yang Garry lakukan, ia berhasil melukai Hank, yang tidak sempat menghindar dari serangan itu.
Luka sayatan pisau yang membentuk sebesar jari telunjuk muncul di lengan kiri Hank di bagian atas, dan secara instan darah langsung mengalir dari luka itu.
Di sisi lain, seorang pria di bawah kuasanya terlihat sangat terkejut dengan serangan tiba-tiba ini dari Garry yang terlihat lemah dan tak berbahaya.
Setelah beberapa waktu berlalu, mereka akhirnya kembali sadar lagi ketika mereka melihat darah yang sudah mengalir di tangan bos mereka, dan mencoba untuk menghentikan Garry, yang mengangkat tangannya untuk menyerang Hank satu kali lagi.
Bahkan para penjaga yang sedang sibuk seperti biasa berpura-pura buta dengan apapun bahaya yang mungkin akan terjadi kepada Garry selama ini, dan berdiri sekitar dua puluh meter dari mereka, sekarang berlari dengan cepat ke arah mereka untuk menghalangi kekacauan ini menjadi lebih meningkat.
Situasi yang sangat ironis ini membuat Jax merasa bingung, sementara ia menatap kejadian yang ada di hadapan matanya dengan sangat tidak percaya.
Garry, yang melihat mereka menghampirinya, membuat gerakan menebas yang cukup cepat, dengan sukses membuat mereka berhenti mendekat dalam jarak yang cukup aman.
"Pria muda, kau harus menjatuhkan pisau dari tanganmu itu, sekarang." Salah satu dari penjaga memberikan peringatan sementara mengangkat tongkat polisinya, menunjuk ke arah pisau yang ada di dalam tangan Garry.
Untuk hal ini, para penjaga dihadiahkan dengan tatapan kejam serta mengerikan dari Garry sebelum ia bisa melakukan usaha apapun untuk menghampirinya.
"Tenanglah Garry, sekarang berhenti bermain dengan pisau itu dan para petugas yang berjaga lalu dengarkan saja mereka seperti pria baik sebagaimana kau mestinya." Hank berkataa dengan nada bicara yang ringan, seakan hal ini bukan sesuatu yang berbahaya dan ia bukan orang yang hampir terbunuh.
Ia bahkan tidak mengerutkan kedua alisnya ketika Garry menyayat tangannya, seakan luka itu tidak menyakiti dirinya sedikit pun, meskipun luka itu tidak berhenti mengeluarkan darah pada saat ini.
Namun, Garry tidak mulai bergetar karena kata-kata Hank seperti ia biasanya, namun genggaman tangannya pada pisau itu menjadi semakin erat, dan terus menatap ke arah Hank dengan membela diri.
Kedua matanya tidak berhenti menatap ke arah pergerakan Hank, yang mana membuatnya tetap serius dan dengan sukses memberikan kesempatan bagi salah satu pasukan Hank melumpukannya dari belakang. Meskipun begitu, Garry memberontak dengan keras hanya untuk terus memegang pisau itu seakan hanya itu yang bisa membuatnya tetap hidup.
Pada saat ini, ia terlihat sudah sepenuhnya dikendalikan dengan dorongan adrenalin, dan ia menggunakan seluruh energi yang ia miliki hanya untuk melawan balik.
Namun, Garry terlalu lemah untuk memulainya, karena ia belum sembuh total dari luka-lukanya yang cukup parah dari kejadian pekan lalu. Maka itu tidak membutuhkan waktu yang lama bagi para pria kekar itu menghabiskan energi Garry secara penuh, yang diikuti dengan sesuatu yang jelas, penyerangan lainnya.
Sepuluh orang atau mungkin lebih, yang berkumpul di sekeliling mereka atas perintah dari Hank, menyudutkan Garry, seperti hendak menekan garis hidupnya keluar sekarang juga. Dan Hank, bor mereka yang terluka berdiri dengan sangat angkuh seperti biasanya dengan senyuman mengerikan di bibirnya.
Darah dari luka sayatan yang ia dapatkan dari Garry, menetes ke tanah dan membentuk sebuah genangan kecil. Namun, itu sepertinya tidak membuatnya peduli bahkan ia tidak melirik ke arah lukanya sama sekali. Bahkan ia seperti tidak menatapnya ketika ia mendapatkan luka itu.
Di sisi lain, kedua mata Garry tidak meninggalkan sosok angkuh Hank, seperti tidak berhenti membuat lubang imajinasi di dalam jantung Hank, meskipun sepertinya ia merasa bahwa ia hendak mati.
Sementara, sebelum ia benar-benar bisa mati, para penjaga itu datang dan menghalangi lalu menghentikan para pria kekar bawahan Hank sebelum menyeret Garry bersama dengan mereka.
Jax menatap ke arah semua hal ini terjadi dengan perasaan yang sangat bercampur aduk, sementara ia terus berdiri disana bersama dengan para narapidana lainnya, yang sejak tadi sedak sibuk menyaksikan pertunjukkan itu dari awal hingga akhir, tanpa menunjukkan adanya kilatan emosi tau mungkin perasaan yang mereka miliki di dalam kedua bola mata mereka.
Jax menyadari bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang merasa terganggu dengan pemandangan akan senjata berhahaya di dalam penjara ini, seakan semua yang terjadi saat ini adalah hal yang normal dan tidak ada yang salah dengan kejadian seperti ini.
Apakah tahanan memegang benda tajam seperti itu, juka keributan biasa disini? Seperti bagaimana banyak orang menyerang satu pria, pada pekan lalu?