Takeru sedang memeriksa beberapa dokumen di meja kerjanya ketika ada pesan masuk dari Central Panggilan Darurat 212, Polda Incheon.
'Mohon maaf mengganggu, CEO Watanabe. Kami memohon Anda untuk menjadi saksi atas meninggalnya artis-artis yang berada di bawah agensi Anda, Yukiko Shinoda dan Kawamoto Murasaki. Mohon kerjasamanya.'
"SIAL!! KENAPA MEREKA MELIBATKANKU, HAH?!" teriak Takeru sambil melempar ponselnya ke dinding dan pecah berkeping-keping.
***
Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan.
Kenkyo bergegas untuk berangkat ke bandara. Seperti rencana awal Kenichi dan Shinsuke yang akan mengantarnya.
Namun, setelah sampai di bandara ternyata terjadi pembatalan penerbangan karena suatu hal.
"Nomor penerbanganan 678 tujuan Tokyo Jepang akan ditunda keberangkatannya selama beberapa hari, karena terjadi sedikit kerusakan di mesin pesawat. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."
Suara dari bagian informasi.
"NANI? (APA?). Batal pulang? Yeay! Eh, cotto matte (tunggu sebentar)... Padahal Kenkyo sudah bergaya habis-habisan dengan kacamata yang Kenichi nii-san berikan. Tapi malah batal pulang! Liburan musim panasku akan berakhir seminggu lagi. Aduh ... bagaimana ini?"
Kenkyo mengeluh.
"Dua hari lagi Kenkyo-chan pasti pulang. Jangan khawatir, ya?" hibur Akiyama Kenichi.
Shinsuke masih terdiam, pikirannya melayang jauh menanggapi delayed yang mendadak menurutnya ini.
'Ada yang janggal. Kenapa firasatku begini?' batin Shinsuke.
Sebuah panggilan masuk dari Detektif Lee mengatakan kalau produser dari TW Entertainment sudah berada di Kantor Polisi Regional Incheon untuk bersaksi. Shinsuke meng-iya-kan dan mengajak Kenichi dan Akiyama mampir ke Kantor Polisi sebelum kembali ke Rumah Akiyama Kenichi.
***
Kantor Polisi Regional Incheon.
Takeru masuk bersama beberapa pengawalnya. Di pintu masuk Takeru bertemu kembali dengan Tae-gyeon.
"KAU LAGI!!" pekik Takeru sambil menunjuk kening Tae-gyeon.
"Mwo?? Ini kantorku .... dan aku inspektur di sini," ucap Tae-gyeon santai, sambil memasukkan sebelah tangannya ke saku celana.
"APA MAKSUDMU MENYAMA-NYAMAI WAJAHKU, TUAN DUPLICATE?" bentak Takeru. Ia sungguh emosi tiap kali bertemu dengan duplicatenya.
Tae-gyeon masih tenang seperti sebelumnya."
Sebenarnya siapa yang duplicate siapa, Tuan?"
Tae-gyeon menyeringai.
Takeru semakin geram melihat seringaian Tae-gyeon. Tanpa banyak bicara, ia melayangkan tinjunya tepat ke wajah Tae-gyeon.
Duagh!!
Tae-gyeon mundur beberapa langkah ke belakang.
Takeru mendekat ke arah Tae-gyeon yang masih memegang sudut bibirnya yang berdarah.
"Setelah ini aku akan menuntutmu atas tuduhan pencemaran wajah tampan, tuan duplicate!!" ancam Takeru.
Tae-gyeon bangkit dan berucap, "Anda sungguh emosional, tuan. Kalau seperti ini aku semakin yakin bahwa artis-artis Anda meninggal di tangan Anda saat mereka tak dapat memenuhi keinginan Anda."
"BICARA OMONG KOSONG APALAGI KAU??!" sungut Takeru.
Beberapa orang mendekat ke arah pertikaian mereka.
"Takeru nii-san!!" sebuah suara lembut yang sangat Takeru kenal. Ia berbalik ke arah sumber suara.
"Kenkyo-san!! Apa yang kau lakukan di Korea Selatan, eum?" tanya Takeru pada gadis yang ia kenal. Yah, mereka saling mengenal karena Kenkyo adalah teman dari adik salah satu artis yang ia naungi, Morita Masayumi