Begitu Cynthia kembali dan dia bersiap untuk sholat, kedua orang ini segera beranjak dari tempat berpijaknya, lelaki yang tampak suram itu membantu seorang anak lelaki yang masih pucat lemas untuk berjalan.
"Kau benar-benar bisa berjalan kan?" tanyanya dengan cemas karena begitu anak lelaki ini berdiri dari tempat tidurnya, dia agak sempoyongan.
"Ah~ setidaknya aku telah menjalankan kewajibanku untuk minum obat. Aku hanya ingin segera menyampaikan hal yang harus aku sampaikan, agar tidak menjadi beban pikiranku." Jawabnya dengan serius, dan 'Itulah alasan awalku mengapa aku di sini.
"Dan ... kurasa ... dia juga harus mengetahuinya ...." Ujarnya sambil menunjuk ke arah gadis belia yang sudah siap beribadah dengan menggunakan mukenanya.
"Eh? Aku?" karena dia merasa diperhatikan, dia masih belum bisa berkonsentrasi untuk menjalani ibadah tersebut, dia sejenak menoleh ke arah kedua lelaki yang masih berada di ruangan ini.
"Ya, siapa lagi kalau bukan dirimu." Ucapnya sungguh-sungguh.